Sydney (ANTARA News/AFP) - Kemacetan komputer yang dialami bank terbesar di Australia membuat mati mesin anjungan tunai mandiri sehingga jutaan orang berjuang untuk mendapatkan uang mereka.
National Australia Bank (NAB) menyatakan satu fail yang "corrupt" menghapus sangat banyak transaksi, termasuk pengiriman dan pembayaran gaji, dan membuat mati sebagian ATM, sehingga membuat marah banyak nasabah yang menghadapi akhir pekan tanpa uang.
Wanita jurubicara Meaghan Telford mengatakan NAB membuka sebagian cabangnya pada Sabtu dan Ahad dan mengerahkan tambahan staf penerima telefon sementara teknisi berusaha mengatasi gangguan.
"Kami sangat meminta ma`af," kata jurubicara itu. "Kami mengakui ini telah membuat orang sangat tak nyaman. Kami sedang berusaha mengatasi masalah."
Telford mengatakan fail "bajingan" tersebut menggagalkan transaksi pada Rabu (24/11), termasuk pengiriman gaji, pembayaran rekening dan pengirim ke bank lain, dan upaya untuk memperbaiki masalah itu mempengaruhi kegiatan usaha Kamis dan Jumat.
Saat sistem elektronik di bank itu dilanda masalah, sebagian ATM telah mati, kata wanita jurubicara tersebut, tapi menyebutkan berapa ATM.
"Ada beberapa masalah dengan sistem eletronik akibat tekanan yang telah dihadapi sistem itu akibat dari upaya untuk mengatasi masalah ini," katanya. "Ini berarti sebagian ATM telah menghadapi gangguan."
Nasabah yang menggunakan laman blog mikro Twitter melaporkan kekacauan pada rekening bank mereka saat jumlah yang membingungkan muncul dan menghilang, sehingga banyak orang tak bisa mengambil uang.
Telford mengatakan NAB telah menyelesaikan sebagian besar transaksi yang tertunda tapi tak dapat meramalkan kapan sistem itu akan normal lagi. Ia tak bisa memperkirakan berapa banyak dari 11,5 juta nasabah NAB yang jadi korban.
Menurut kantor berita nasional Australia, AAP, transaksi raksasa perbankan internasional HSBC ke berbagai bank lain, deposito pembayaran gaji dan debit langsung juga terpengaruh, sementara NAB menyelesaikan pembayaran buat HSBC di Austalia.
NAB juga memperingatkan di jejaringnya bahwa kegiatan perbankannya melalui Internet berjalan lamban, sementara jutaan nasabah memeriksa rekening mereka.
Kekacauan itu terjadi saat ketidak-puasan bertambah luas terhadap "empat besar" bank di Australia sehubungan dengan kenaikan nilai suku bunga dan sejumlah biaya kecil. Bahkan Perdana Menteri Julia Gillard mendesak nasabah yang tak senang agar pindah pemberi pinjaman.
Pekan lalu, 250 penanam modal mengajukan tuntutan hukum bernilai miliaran dolar terhadap NAB. Mereka menyatakan bank tersebut gagal untuk secara layak mengungkapkan pajanannya terhadap pinjaman berbisa AS selama krisis keuangan. (C003/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010