Kotabaru (ANTARA) - Kalangan DPRD Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mendukung gabungan kelompok tani (Gapoktan) di "Bumi Saijaan" membangun pabrik minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mini, guna meningkatkan kesejahteraan para petani di daerah.
"Sudah saatnya petani tidak lagi terfokus menjual tandan buah segar (TBS) saja, tetapi sudah mengarah pada menjual produk setengah jadi atau yang sudah ada sentuhan tekhnologi," kata Ketua DPRD Kotabaru, Sairi Mukhlis, di Kotabaru, Kamis.
Dikatakan, pembangunan pabrik CPO kapasitas rendah sudah ditawarkan pemerintah kepada Gapoktan-Gapoktan, bersamaan dengan program peremajaan atau replanting perkebunan kelapa sawit, untuk masyarakat Kotabaru.
"Bahkan, menurut keterangan dinas perkebunan, program replanting subsidi untuk peremajaan kelapa sawit berbarengan dengan sejumlah program lainnya," ujar Sairi.
Di antaranya, pembangunan infrastruktur, dan pembangunan pabrik CPO kapasitas 10 ton, 20 ton, 30 ton dan seterusnya.
Gapoktan bisa mengusulkan pembangunan pabrik CPO kapasitas 10 ton, dengan salah satu syarat memiliki areal perkebunan seluas minimal 1.500 hektare, kapasitas 20 ton kebun yang tersedia minimal sekitar 2.500 ha, dan seterusnya.
Ketua DPRD Kotabaru sangat berharap, Gapoktan-Gapoktan yang ada di Bumi Saijaan bisa memanfaatkan program yang ditawarkan pemerintah tersebut.
"Bahkan Gapoktan bisa bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), untuk memproduksi CPO dengan membangun pabrik mini," terang dia.
Sairi juga berharap, pemerintah daerah dalam hal ini instansi terkait hadir untuk membina mereka terutama terkait sumber daya manusia (SDM) pabrik CPO mini.
"Perlu ada pendampingan dari dinas terkait dan perusahaan yang berkepentingan, agar Gapoktan tersebut bisa memproduksi CPO sesuai standar yang diharapkan," tuturnya.
Ia optimisis, apabila produksi CPO sudah mulai banyak maka pihak industri biodesel atau yang lainnya akan melirik dan siap menampung minyak sawit mentah hasil produksi Gapoktan-Gapoktan tersebut.
"Saya yakin, peluang ini sangat terbuka dan memiliki prospek yang baik ke depannya untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit," paparnya.
Menurut Ketua DPRD, apabila industri CPO mini ini tumbuh, maka akan memiliki dampak luas, terutama terkait roda perekonomian di Kotabaru.
Akan tercipta peluang kerja baru pada industri CPO mini, meningkatnya pendapatan petani yang semuala hanya menjual TBS, namun kini menjual produk setengah jadi sehingga nilai ekonominya lebih tinggi.
Secara tidak langsung, pembangunan CPO mini di Kotabaru turut membantu pemulihan ekonomi nasional.
Baca juga: Perusahaan Oman akan bangun kilang minyak Rp300 triliun di Kotabaru
Baca juga: Kotabaru tingkatkan produksi padi dari 3,5 ton jadi 7 ton/ha
Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021