"Tahun 2014 target film bisa sampai 120-150 judul pertahun," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) ketika menghadiri rangkaian acara Festival Film Indonesia (FFI) di Batam, Sabtu malam.
Saat ini, jumlah film rata-rata 85 pertahun misalnya pada 2009 sebanyak 87 judul dan pada 2010 tercatat ada 84 film hingga bulan September.
Selain menargetkan penambahan jumlah film, Menbudpar juga menargetkan agar film Indonesia untuk semakin bermutu baik dan dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Tahun 2003-2004 kita datang ke bioskop masih banyak film asing yang diputar di bioskop tapi saat ini sudah mulai banyak film Indonesia diputar," kata Menbudpar.
Ia juga berharap agar seiring dengan perbaikan mutu film nasional maka suatu saat Indonesia juga dapat mengekspor film ke negara lain, tidak hanya mengimpor seperti yang dilakukan selama ini.
Sementara itu, untuk mendorong penambahan produksi film tanah air, Jero Wacik mengimbau agar izin pendirian mall atau pusat perbelanjaan agar disertai dengan pembangunan gedung bioskop.
"Sekarang era otonomi daerah, saya tidak bisa memaksa gubernur untuk membangun gedung bioskop. Tapi saya sudah menyurati gubernur agar kalau ada yang mau membangun mall harus buat gedung bioskop minimal satu layar," papar Menbudpar.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia Djohnny Syafruddin menyebut penambahan gedung bioskop mutlak dilakukan jika ingin meningkatkan produksi film nasional.
"Karena jika tidak ditambah maka tidak semua film akan dapat diputar di bioskop," katanya.
Jika dipaksakan untuk meningkatkan jumlah produksi film sementara layar bioskop tidak ditambah, Djohnny menyebut hal itu termasuk tindakan nekat.
"Sangat riskan jika ditingkatkan jadi 120 judul, bisa gak kebagian layar. Resiko yang lain adalah jika layar bioskop diisi film nasional semua, ini bisa saling mengalahkan. Jika genrenya sama pasti ada yang dikalahkan," katanya.
Saat ini saja, ia menyebut jumlah penonton film nasional sudah berkurang karena saling bersaing.
"Kalau dulu penonton bisa mencapai dua juta orang, sekarang mencapai 300.000 penonton saja sudah sulit," katanya mencontohkan.(*)
(T.A043//R010/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010