Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan Sabtu memakamkan dua anggota marinirnya yang tewas dalam serangan artileri Korea Utara pada upacara pemakaman penuh air mata.

Pejabat tinggi militer yang berduka telah bersumpah untuk membalas kematian mereka.

Perdana menteri, para komandan angkatan bersenjata dan keluarga korban hadir dalam upacara pemakaman Sersan Suh Jung-Woo, 22 tahun dan Moon Kwang-Wook, 20 tahun, di sebuah balai rumah sakit militer dekat Seoul yang disiarkan televisi nasional, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Kami pasti akan membalas kematian kalian," kata Komandan Marinir Letjen Yo Nak-Joon di depan peti mati mereka, pada saat musik kematian diputar dan kerabat tersedu menangis di aula yang dipenuhi dengan pasukan berseragam.

"Kami pasti akan membayar kembali Korea Utara seratus ribu kali lipat karena membunuh dan melecehkan marinir kita ... Kita tentu akan mengukir kebiadaban ini jauh ke dalam tulang dan akan membalas dendam untuk mereka." tegasnya.

Kedua prajurit marinir tersebut tewas bersama dengan dua warga sipil ketika Korea Utara melancarkan serangan artileri terhadap pulau Yeongpyeong di Laut Kuning pada Selasa, dalam satu serangan yang memicu tanda bahaya seluruh dunia.

Pelayat bergantian meletakkan bunga dan membakar dupa di depan potret dari dua tentara itu, dihiasi dengan pita hitam dan disandarkan di altar yang dihiasi dengan bunga krisan putih.

Setelah tiga tembakan memberi hormat terakhir, jenazah mereka disemayamkan di taman pemakaman nasional di kota selatan Daejeon.

Di antara para pelayat adalah Perdana Menteri Kim Hwang-Sik dan menteri pertahanan, Kim Tae-Young, yang mengundurkan diri untuk bertanggung jawab militer atas dugaan respon lunak yang diberikan untuk pemboman tersebut.

Dalam salah satu pidato, Kopral Ha Min-Soo, yang tinggal di barak yang sama dengan dua marinir itu, mennyampaikan kata perpisahan.

"Sayangku Jung-Woo dan Kwang-Woo, kami pasti akan membayar pengorbanan kalian," katanya.

"Silakan menjadi roh pelindung Yeonpyeong dan mengilhami kita untuk membela pulau itu," ujarnya.
(ANT/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010