Sejarah mencatat pada masa lalu telah terjadi lebih dari delapan kali gempa kuat dan merusak di sekitar pusat gempa Tojo Una-Una

Jakarta (ANTARA) - Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah merupakan kawasan rawan gempa bumi jika dilihat dari catatan sejarah gempa bumi kuat yang pernah terjadi di daerah tersebut.

"Sejarah mencatat pada masa lalu telah terjadi lebih dari delapan kali gempa kuat dan merusak di sekitar pusat gempa Tojo Una-Una magnitudo 5,8 pada Kamis ini," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan catatan sejarah, gempa bumi yang pernah terjadi dan merusak wilayah tersebut seperti gempa 23 Februari 1923 dengan magnitudo 6,5, gempa 1 Desember 1927 bermagnitudo 6,3, gempa 30 Juni 1964 magnitudo 6,6.

Baca juga: Gempa di Tojo Una-Una, seorang warga meninggal dunia

Selain itu gempa 11 Oktober 1964 magnitudo 6,2, gempa 23 April 1966 magnitudo 6,5, gempa 4 Februari 1969 bermagnitudo 6,1, gempa 15 Maret 2015 magnitudo 6,1 dan gempa 26 Juli 2021 dengan magnitudo 6,3.

Lebih lanjut Daryono menjelaskan gempa di Tojo Una-Una pada Kamis pukul 09.14 WIB menimbulkan kerusakan pada beberapa bangunan rumah dan menyebabkan satu orang warga meninggal dunia akibat tertimpa bangunan runtuh.

Episenter gempa terletak di laut pada jarak 12 km arah barat Laut Ampana dengan kedalaman 10 km. Gempa dangkal tersebut dipicu aktivitas sesar aktif di lokasi pusat gempa, tetapi karakteristik sesar aktif pembangkit gempa ini belum teridentifikasi dengan baik.

Baca juga: Gempa magnitudo 5,8 guncang Tojo Una-Una

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme sumber pergerakan mendatar/geser (strike slip).

Daryono menjelaskan sumber gempa hari ini berbeda dengan sumber gempa kuat dan merusak di Tojo Una-Una yang terjadi pada 26 Juli 2021 pukul 19.09 WIB magnitudo 6,3 yang juga berpusat di laut dengan kedalaman 10 km.

Guncangan gempa pada Kamis pagi dirasakan di Ampana sangat kuat dalam skala intensitas IV-V MMI menyebabkan banyak warga lari berhamburan keluar rumah, di wilayah ini beberapa bangunan rumah mengalami kerusakan akibat gempa.

Baca juga: Gempa magnitudo 5,4 terjadi di Timor Tengah Utara, NTT

Di Poso guncangan dirasakan cukup kuat mencapai skala intensitas IV MMI yang dirasakan oleh hampir semua orang, di Morowali, Luwu Timur dan Parigi Moutong guncangan dalam intensitas III MMI. Sedangkan di Palu, Buol, dan Toli-toli guncangan dirasakan lemah dalam intensitas II MMI.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa meskipun berpusat di laut, gempa tidak berpotensi tsunami, karena disamping mekanisme sumbernya yang berupa sesar geser, magnitudonya belum cukup kuat untuk dapat menimbulkan deformasi dasar laut untuk memicu terjadinya tsunami.

Hingga pukul 14.30 WIB, BMKG mencatat telah terjadi gempa susulan (aftershocks) sebanyak 2 kali dengan magnitudo 3,6 pukul 13.38 WIB dan magnitudo 3,5 pukul 14.14 WIB.

Baca juga: Gempa magnitudo 5,3 Padanglawas Utara Sumut tidak berpotensi tsunami

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021