Pantauan ANTARA hingga Sabtu dini hari, warga terlihat berjaga di berbagai tempat di dusun masing-masing seperti di Dusun Sabrang, Prontakan, Gemer, Tangkil, Ngandong, dan Karanganyar, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun sekitar delapan kilometer barat puncak Merapi.
Mereka berkumpul di pos ronda masing-masing yang umumnya diterangi dengan lampu listrik berasal dari generator.
Aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) di kawasan itu sejak Merapi pertama meletus pada 26 Oktober 2010 hingga saat ini masih padam.
"Siang tadi sudah ada petugas yang memperbaiki jaringan listrik, tetapi hingga saat ini kemungkinan belum selesai perbaikan, sehingga dusun kami masih padam," kata Tarko, seorang warga Dusun Tangkil, sekitar 6,5 kilometer barat puncak Merapi.
Warga setempat mengoperasikan generator untuk menyalakan lampu listrik di salah satu rumah di dusun itu yang menjadi tempat sekitar 15 orang berkumpul untuk ronda, mewaspadai kemungkinan bencana susulan Merapi.
Seorang warga Dusun Gemer, sekitar enam kilometer barat puncak Merapi, Kukuh, mengatakan, warga setempat secara bergiliran tetap ronda pada malam hari dengan berkumpul di pos sistem keamanan lingkungan (siskamling) setempat.
"Malam ini giliran kami yang berjaga," katanya.
Puluhan warga juga berkumpul di kantor desa setempat untuk ronda dengan lampu listrik berasal dari generator.
Warga setempat di Desa Kalibening, Juwono, Keningar, Sumber, Mangunsoko, Krinjing, dan Paten juga berjaga pada malam hari.
Mereka yang bertugas ronda terlihat membawa senter yang dimanfaatkan saat berkeliling ke perkampungan masing-masing untuk menjaga keamanan dusun setempat.
Gunung Merapi dari kawasan itu tidak tampak karena tertutup kabut cukup tebal. (M029/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010