Banda Aceh, 27/11 (ANTARA) - Pimpinan Yayasan Fajar Hidayah, Mirdas Eka Yora LC, menyatakan anak-anak atau santri mengalami trauma akibat penyerbuan warga terhadap lembaga pendidikan yang dipimpinnya di kawasan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (26/11) malam.

"Yang menyedihkan buat saya, anak-anak terutama santriwati (perempuan) mengalami trauma akibat penyerbuan itu," katanya di komplek Yayasan Fajar Hidayah Blang Bintang, Sabtu dini hari.

Para santriwati dan beberapa laki-laki tampak takut sekali dengan kejadian usai pelaksanaan Maghrib itu.

Penyerbuan itu juga mengakibatkan salah seorang santri laki-laki terluka akibat lemparan batu di kepalanya.

Ia menyebutkan, peristiwa penyerbuan ratusan massa terhadap lembaga pendidikan yang dipimpinnya itu berawal sekitar pukul 20.30 WIB. Massa mendobrak pagar komplek dan sebagian masuk ke dalam, selanjutnya memecahkan kaca sekolah.

Sementara di dalam komplek terdapat sekitar 100 santriwati dan laki-laki serta puluhan guru yang sudah beberapa tahun mengajar di yayasan Fajar Hidayah, atau sekitar 17 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh.

"Penyerbuan massa itu mungkin akibat salah paham antara warga dengan kami. Karena pada awalnya memang ada beberapa masyarakat sekitar datang ke yayasan mempertanyakan terkait adanya isu tentang pelecehan terhadap huruf arab dalam pembelajaran," kata dia.

Mirdas membantah adanya pelecehan terhadap pembelajaran huruf arab yang diajarkan di lembaganya.

"Tidak ada penyimpangan dalam pembelajaran di lembaga ini. Mungkin itu hanya kesalahpahaman saja. Kalau kami salah, jelas sudah ditegur oleh Majelis Pemusyawaratan Ulama (MPU/MUI)," katanya menjelaskan.

Dia menyebutkan, yayasan Fajar Hidayah yang telah beroperasi sejak beberapa tahun pascatsunami di Aceh itu sering juga didatangi Ketua MPU Aceh Muslim Ibrahim.

"Sekali lagi, kami mohon maaf atas kesalahpahaman dari warga ini. Kedepan saya berjanji akan membuka komunikasi yang lebih luas lagi terhadap masyarakat terkait dengan metode pengajaran di lembaga ini," kata Mirdas.

Bahkan, tambah dia, Pemerintah Aceh telah mempercayakan yayasan yang dipimpinnya untuk memberikan pelatihan "Fahmul Quran" kepada guru di provinsi ini.

Pada tahun 2008, Yayasan Fajar Hidayah telah memberikan pelatihan "Fahmul Quran" kepada 500 guru, kemudian 1.000 guru pada 2009. Untuk tahun 2010, ditargetkan bisa dilatih sebanyak 1.900 guru.

Di pihak lain, pimpinan yayasan tersebut menjelaskan tiga santri telah dikirim ke Universitas Al Azhar di Kairo untuk kelanjutan pendidikan melalui program beasiswa.

Hingga berita ini diturunkan, sekitar pukul 01.30 WIB (Sabtu, 27/11), komplek Yayasan Fajar Hidayah masih dijaga ketat aparat kepolisian dan Paskhas TNI AU.

"Bahkan Ketua MPU sempat memberi makalah atau kuliah jika ada sebuah seminar/lokakarya di yayasan kami," kata dia menjelaskan. (A042/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010