Ambon (ANTARA News) - Radio Republik Indonesia (RRI) akan menyetarakan status karyawannya yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan non-PNS guna mewujudkan Lembaga Penyiaran Publik tersebut sebagai radio berjaringan terluas, pembangun karakter bangsa, dan berkelas dunia.
"Penyetaraan ini dimaksudkan agar nantinya ada kaderisasi dalam struktural RRI," kata anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI, Ida Bagus Alit Wiratmadja kepada ANTARA di Ambon, Jumat.
Ida Bagus Wiratmadja berada di Ambon dalam rangka menjadi narasumber dialog penguatan peran publik dalam mewujudkan visi dan misi RRI.
Ia mengatakan, Dewan Pengawas LPP RRI sudah menyurati Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi E.E. Mangidaan dan Menteri Keuangan Agus Martowardojo untuk persetujuan terhadap penyetaraan status PNS dan non-PNS RRI.
"Kami sedang memperjuangkan nomenklatur dan visi kelembagaan bagi RRI baik di pusat maupun daerah agar bisa lebih berkembang," katanya.
Menurut Wiratmadja, kurangnya sumber daya manusia (SDM) dan kelembagaan merupakan masalah terbesar yang saat ini dihadapi oleh RRI terutama di daerah.
"Kita membutuhkan SDM yang handal dan profesional untuk meningkatkan kualitas dan peran RRI sebagai sebuah LPP," katanya.
Ia menjelaskan, selain penyetaraan status karyawan, pihaknya juga merevitalisasi program siaran yang disesuaikan segmentasi dengan gaya yang lebih modern dan mengikuti perkembangan zaman guna mencapai RRI sebagai radio berjaringan terluas, pembangun karakter bangsa dan berkelas dunia pada 2015.
"Selama lima tahun ini kami akan melakukan penajaman program baik di pusat maupun daerah. Ada siaran yang direlai dari pusat, tapi harus disesuaikan dengan porsi daerah," ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini Dewan Pengawas LPP RRI sedang gencar mendidik penyiarnya melalui berbagai program pelatihan untuk peningkatan kemampuan mereka dalam menyampaikan informasi dengan baik dan tidak lagi menggunakan metode penyiaran yang selama ini digunakan oleh RRI.
"Kami sedang mendidik penyiar-penyiar baru agar tidak lagi menggunakan bahasa-bahasa yang kaku seperti yang selama ini dipakai dan tentunya ini disesuaikan dengan segmentasi. Hal ini juga dimaksudkan agar program RRI bisa menyentuh berbagai lapisan masyarakat," kata Ida Bagus Alit Wiratmadja. (ANT-IVA/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010