Kami tidak dapat mengurangi risiko menjadi nol, tetapi kami dapat meminimalkan risiko untuk menghadirkan pertandingan yang aman dan terjamin

Jakarta (ANTARA) - Panitia penyelenggara mengungkapkan seseorang yang terlibat dalam Paralimpiade Tokyo dirawat di rumah sakit karena COVID-19, Kamis, kasus pertama yang terkait dengan acara tersebut.

Meski mengkonfirmasi kasus rawat inap COVID-19, penyelenggara menegaskan bahwa acara olahraga terbesar untuk atlet penyandang disabilitas itu diadakan dengan aman.

Seseorang dari luar negeri yang terkait dengan Paralimpiade, tetapi bukan atlet, dirawat di rumah sakit setelah dinyatakan positif COVID-19, Senin. Menurut juru bicara panitia penyelenggara, Masanori Takaya, pasien tidak menunjukkan gejala yang parah.

Baca juga: Paralimpiade dan tradisi menghormati pekerja kesehatan

Panitia melaporkan 15 kasus COVID-19 terbaru yang terkait dengan Paralimpiade, meningkatkan total kumulatif sejak 12 Agustus menjadi 184 kasus. Sebanyak 15 orang itu termasuk dua atlet dari luar negeri yang tinggal di kampung atlet.

"Kami memang berusaha menggelar Paralimpiade yang aman dan terjamin," kata Takaya, dikutip dari Kyodo.

Namun, "Kami tidak dapat mengurangi risiko menjadi nol, tetapi kami dapat meminimalkan risiko untuk menghadirkan pertandingan yang aman dan terjamin. Kami merespons dengan cara yang paling tepat untuk kasus-kasus positif."

Paralimpiade, yang melibatkan 4.403 atlet dari seluruh dunia, dimulai Selasa malam setelah Olimpiade selesai sekitar tiga pekan lalu.

Tokyo dan sejumlah wilayah lain di Jepang berada di bawah keadaan darurat COVID-19 ketika negara tersebut memerangi lonjakan kasus harian yang disebabkan oleh varian Delta yang sangat menular.

Pakar kesehatan mengatakan sistem medis negara tersebut hampir mencapai titik puncak yang menyebabkan semakin banyak orang harus memulihkan diri di rumah karena kekurangan tempat di rumah sakit.

Penyelenggara juga mengatakan ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach meninggalkan Jepang, Rabu malam, setelah berkunjung untuk upacara pembukaan Paralimpiade.

Baca juga: Ketua penyelenggara janji jauhkan Paralimpiade Tokyo dari pandemi

Bach mendapat kritikan dari ahli penyakit menular dan penasihat untuk COVID-19 di Jepang, Shigeru Omi, Rabu, karena kembali ke Tokyo.

Keputusannya bertentangan dengan "akal sehat" di bawah situasi pandemi saat ini, kata Omi.

Juru bicara Komite Paralimpiade Internasional (IPC), Craig Spence, menekankan bahwa Bach diundang oleh IPC untuk menghadiri uapcara pembukaan dan rencana kegiatan Bach di Jepang telah disetujui sebelumnya oleh pemerintah Jepang.

Presiden IOC tersebut juga sempat menonton pertandingan bola gawang, anggar kursi roda, rugby kursi roda, renang dan bola basket kursi roda pada hari Rabu, hari pertama kompetisi, sebelum dia meninggalkan Jepang.

"Tidak jarang presiden IOC menghadiri upacara pembukaan Paralimpiade. Itu terjadi pada banyak, banyak kesempatan sebelumnya," kata Spence.

"Jadi kami sangat senang dia ada di sini."

Mengenai kunjungan Bach, Takaya juga mengatakan, "Langkah-langkah pencegahan epidemi yang diperlukan telah diambil pada saat kedatangannya, dan dia menanggapinya dengan tepat dan bertindak dengan tepat."

Baca juga: Penyelenggara Paralimpiade Tokyo perketat protokol COVID-19

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021