Istanbul (ANTARA News) - Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA) yang mengadakan sidang umum di Istanbul, Turki, menyerukan pentingnya terus menerus memperjuangkan kebebasan media di negaranya masing-masing.
"Tak ada kudeta militer, tindakan keji dan kejahatan yang tak terungkap di negara-negara yang memiliki media yang bebas dan independen," kata Wakil Perdana Menteri Turki, Bulen Arinc, saat membuka seminar di sela-sela pertemuan puncak pemimpin kantor berita dari Asia Pasifik, Jumat.
Dirut Perum LKBN Antara Ahmad Mukhlis Yusuf yang baru saja menyerahkan jabatan Presiden OANA kepada Direktur Jenderal Kantor Berita Anadolu Turki, Hilmi Bengi, menjadi moderator pada seminar yang dihadiri wakil dari 43 kantor berita dari 33 negara.
Menurut Arinc, kantor berita mempunyai tempat yang unik dalam tata informasi dan komunikasi dunia.
"Kantor berita menyiarkan berita semata-mata sebagai berita, bukan opini. Mereka tidak membuat komentar, sehingga laporan kantor berita objektif dan dapat dipercaya. Keunikan dari kantor berita tersebut menjadikannya sangat penting dan menentukan," kata Arinc.
Wakil Perdana Menteri Turki itu juga menggarisbawahi bahwa media yang bebas dan objektif adalah penyokong utama dari demokrasi.
"Dalam masyarakat dengan media yang bebas dan independen, dalam negara di mana wartawan bekerja dengan bebas dan merdeka, tak akan ada suap menyuap, korupsi dan maling," katanya disambut tepuk tangan hadirin.
Menggambarkan berita sebagai bahan dan modal dari jurnalisme, Arinc mengatakan berita benar harus disiarkan tak peduli itu bisa membuat kerugian atau penghargaan. "Berita harus objektif dan harus mengejewantahkan kebenaran yang sebenarnya, baru orang membuat penafsiran dan opininya sendiri," ujarnya.
Wakil Perdana Menteri juga mengatakan semua pihak bertanggung jawab untuk membantu profesi jurnalis dan kalangan media mendapatkan posisinya yang kuat dan terhormat.(*)
(T.A017/H-KWR/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010