"Situasi sudah kondusif, namun kami masih melakukan patroli dan penjagaan di perbatasan kedua kampung yang bertikai," kata dia, di Bandarlampung, Jumat.
Selain penjagaan perbatasan, Ishak menyatakan, pihaknya juga melaksanakan patroli keliling di kedua kampung tersebut dengan koordinasi penuh bersama Polda Sumatera Selatan.
"Dua pleton pasukan dari satuan Brimob Polda Lampung dan Polresta Tulangbawang belum kami tarik, dan baru akan benar-benar ditarik ketika kondisi sudah betul-betul aman," kata dia.
Polisi menyimpulkan, bentrokan antar warga tersebut murni disebabkan oleh kriminal yang berujung pada aksi kekerasan masyarakat, dan sama sekali bukan didesain khusus oleh aktor intelektual.
"Warga dari salah satu kampung melakukan aksi pencurian ayam dengan modus mengajak sambung ayam, namun ketahuan dan dihakimi, kejadian itu dilaporkan oleh teman sekampung korban kepada warga, mereka yang emosi lalu memutuskan untuk menyerbu dan terjadilah bentrokan itu," kata dia.
Hinggga saat ini, polisi belum melakukan penahanan terhadap warga dari kedua kampung itu, dan terus melakukan sosialisasi bahwa kondisi sudah relatif aman.
Bentrokan yang terjadi antara warga Ogan Kombering Ilir di Sumatera Selatan, dengan warga Mesuji Lampung itu terjadi pada Kamis sore.
Akibat kejadian itu, empat warga meninggal dunia, dan dua luka, sedangkan satu rumah dalam keadaan rusak berat dengan salah satu bagiannya terbakar, serta 10 rumah lainnya rusak ringan.
Bentrokan itu sempat membuat suasana di kedua kampung terasa mencekam, karena ratusan orang yang membawa senjata tajam dan senjata api.
Sebanyak 800-an warga memutusan untuk mengungsi di rumah sanak famili mereka, dan pada sebuah pondok pesantren akibat ketakutan pasca bentrokan tersebut.
Hingga malam ini, baru 50 persen warga memutuskan untuk kembali ke rumah mereka, sementara sisanya masih berada di tempat pengungsian.
Polisi masih terus melakukan upaya sosialisasi dan penyuluhan tentang kondisi keamanan di kedua kampung itu, agar mereka mau segera kembali.(*)
(ANT-046/Z003/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010