Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang Edwin Sinaga memperkirakan bahwa rupiah kemungkinan akan kembali melemah pekan depan karena pelaku lebih khawatir dengan ketegangan yang terjadi di kawasan semenanjung Korea.

Apabila terjadi perang antar-Korea maka pelaku pasar akan agresif membeli dolar sehingga rupiah makin terpuruk cukup dalam, katanya di Jakarta, Jumat.

Rupiah pada Jumat sore turun 32 poin menjadi 8.995 per dolar AS.

Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finan Corpindo Nusa mengatakan, pelaku pasar terlihat sangat antusias membeli dolar yang menekan rupiah makin terpuruk.

Apalagi euro terhadap dolar AS melemah yang mendorong pelaku terus membeli dolar di pasar regional, katanya.

Pelaku pasar khususnya asing, lanjut dia lebih percaya memegang dolar ketimbang rupiah karena kekhawatiran akan pecahnya perang antar Korea bisa terjadi.

Padahal, data ekonomi AS saat ini cukup baik, dimana harga konsumen AS membaik, dan menurunkan tingkat pengangguran di Amerika Serikat, ucapnya.

Meskipun demikian, menurut dia, pelaku pasar asing masih berada di pasar mereka menunggu waktu yang tepat untuk masuk ke pasar uang domestik.

Apalagi harga-harga saham di Bursa Efek Indoensia (BEI) saat ini dinilai murah, setelah dua hari lalu merosot, akibat aksi jual saham.

Karena itu kemungkinan bisa saja berubah pasar uang kembali ramai oleh aksi pelaku pasar karena rupiah sudah terpuruk terlalu jauh, tuturnya.

Rupiah, menurut memang berpeluang untuk merosot lagi, namun pelaku pasar juga berperan penting dalam perdagangan tersebut apakah akan berlanjut melepas rupiah atau membelinya karena kelemahannya sudah cukup besar.

(H-CS/B012/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010