Malang (ANTARA News) - Abu vulakanik dengan bau menyengat dari puncak Gunung Bromo telah mencapai Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jatim.
Kepala Desa Ngadas, Kartono, pada Kamis mengakui bahwa sejak status Gunung Bromo menjadi "Awas" (level IV) bau menyengat abu vulkanik mulai dirasakan warga. Kondisi ini dirasakan warga hampir setiap pagi.
"Bau khas abu vulkanik ini setiap pagi pasti `menyapa` kami, apalagi sejak Gunung Bromo dinaikkan statusnya menjadi `awas`," katanya.
Dari beberapa dusun yang ada di Desa Ngadas, lokasi yang paling parah merasakan bau menyengat abu vulkanik Gunung Bromo adalah Dusun Jarak Ijo. Abu yang bergerak dari arah utara melewati dusun tersebut.
Menurut Kartono, warganya sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu sehingga mereka tidak panik dan tetap melakukan kegiatan (aktivitas) sehari-hari. Hanya saja, kalau beraktivitas di luar rumah harus tetap mengenakan masker.
Kartono juga mengimbau warganya agar mengenakan kaca mata ketika keluar rumah untuk menghindari abu.
"Kami sudah mengimbau kepada masyarakat untuk memakai penutup hidung (masker) dan kaca mata jika menjalankan aktivitas hariannya di luar rumah," ujarnya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang telah membagikan masker kepada warga daerah itu sebanyak 2.000 buah.
Empat tenaga medis juga sudah dikirimkan ke Kecamatan Poncokusumo di wilayah yang paling rawan terkena dampak letusan Bromo.
Para tenaga medis itu terdiri dari ahli lingkungan, logistik apoteker, penyuluh kesehatan serta spesialis penyakit menular.
"Mereka juga mendirikan posko kesehatan darurat agar penanganan masyarakat di daerah itu bisa segera dilakukan," tegas Kepala Dinkes Kabupaten Malang M Fauzi.
(E009/A040/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010