Jakarta (ANTARA News) - "Malware" itu telah diperdagangkan di pasar gelap dan ada kemungkinan jatuh ke tangan pelaku kejahatan dunia maya, seperti dilaporkan Telegraph.
Worm Stuxnet pertama kali muncul dan menjadi perhatian para ahli keamanan dunia maya di bulan Juni. Stuxnet diyakini dirancang untuk menyasar infrastuktur-infrastruktur penting dan sistem komputer, seperti pusat sanitasi dan jaringan distribusi pangan.
Virus itu diduga telah digunakan untuk mengganggu pembangkit stasiun tenaga nuklir Iran. Di sisi lain, sumber di pemerintahan membantah laporan Sky News yang menyebut ada bukti virus itu telah dimiliki oleh pelaku kejahatan.
Pakar pejabat tinggi kemanan mengatakan pada saluran televisi itu bahwa virus tersebut dapat digunakan sebagai sebuah "alat yang efektif" jika diperoleh oleh para penjahat dunia maya.
Mereka takut bahwa worm itu dapat digunakan untuk memadamkan sistem darurat 999, mengganggu sistem rumah sakit dan peralatannya, atau menyebabkan masalah dengan jaringan transportasi, sistem perbankan atau pembangkit energi.
"Mereka dapat memadamkan listrik, sistem bendungan, dan hampir semua proses industrial penting yang membutuhkan kendali piranti lunak," Ujar Stewart Baker, Mantan penasehat di Kementrian Keamanan Dalam Negeri AS kepada Sky news. "Itu artinya semuanya (bisa dilumpuhkan)."
Kompleksitas dari worm Stuxnet telah memicu beberapa pakar yang berspekulasi bahwa worm itu adalah terorisme cyber, yaitu virus yang dibuat dan ditujukan untuk negara tertentu dan dampaknya nanti akan mempengaruhi infrastruktur negara lain. Stuxnet diyakini sebagai virus komputer pertama yang tujuannya mengakibatkan perubahan fisik di dunia nyata.
Stuxtnet dapat memprogram ulang piranti lunak sehingga komputer dapat mengikuti perintah lain. Mereka bisa menyebar lewat transfer USB memori stik di komputer, artinya komputer tidak terkoneksi ke internet juga masih dapat terkena.
Worm dibuat dari kode yang kompleks yang menggabungkan beberapa teknik hacking guna membuatnya lebih cepat menyebar dan lebih sulit untuk dimusnahkan. Worm itu juga mengancam sistem operasi terkenal Windows yang tak menggunakan update keamanan yang paling baru.
Bagaimanapun, beberapa pakar keamanan telah memperingatkan bahwa penekanan yang berlebihan atas ancaman yang ditimbulkan oleh Stuxnet dapat mengalihkan perhatian orang dari kasus-kasus umum kejahatan cyber.
"Kami tak butuh spekulasi lagi mengenai Stuxnet. Saat ini kita menghadapi sebuah musuh yang punya tekad kuat dan ekstensif yaitu para kriminal dunia maya," ujar Paul Ducklin yang merupakan pimpinan teknologi perusahaan keamanan Sophos.
"Mereka secara rutin mencuri identitas kita, merampas akun bank kita, merampok dana pensiun kita dan menghancurkan sistem pembayaran kita," kata Ducklin.
(yud/A038/BRT)
Penerjemah: Yudha Pratama Jaya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010