Staf pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Santo Thomas Aquino Yunus Paelo di Jayapura, Jumat, menjelaskan, pengendalian hama yang dilakukan masyarakat secara terpadu dapat meningkatkan hasil produksi tanamannya menjadi lebih baik.
"Pengendalian hama adalah usaha-usaha manusia untuk menekan populasinya sampai di bawah ambang batas yang merugikan masyarakat tani secara ekonomi," ujarnya.
Upaya dilakukan antara lain melalui pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian, sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi.
"Sistem PHT yang baik juga akan mempengaruhi lingkungan tetap dalam kondisi sehat dan pertanian yang berkelanjutan," terangnya.
Menyinggung soal penggunaan pestisida dan obat pembasmi hama kimiawi lainnya, Yunus Paelo mengemukakan, penggunaan pestisida sebagai bahan pembasmi hama maupun penyakit tanaman, harus memperhatikan kondisi hama di lapangan.
"Pestisida boleh saja digunakan, namun jika tanaman masih berada diambang wajar sebaiknya dicari alternatif lain, misalnya sistem perangkap atau jebakan. Ini juga sangat baik untuk meningkatkan kualitas hasil tanam yang bebas bahan kimia," paparnya.
Terkait penggunaan pestisida sendiri, lanjutnya, pihaknya telah mendorong selalu dilakukan pengawasan pedagang dan distributor agar mereka menyimpannya di tempat yang aman, karena jika tidak akan mengganggu kesehatan masyarakat.
"Selain penyimpanan, masa berlaku pestisida juga harus mendapat pengawasan agar tidak dijual dalam keadaan kadaluarsa karena bila masa berlaku berakhir tentu akan melemahkan daya pembunuh hama dan penyakit lainnya," katanya. (MBK/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010