Toyota (ANTARA News/AFP) - Produsen mobil terkemuka dunia Toyota masih dalam mode "krisis" setahun setelah dilanda gelombang pertama penarikan lebih dari 12 juta kendaraan, kata sebuah laporan Kamis.

Shinichi Sasaki, anggota dewan pada raksasa mobil yang bertanggung jawab atas kualitas, mengatakan kepada Financial Times: "Saya tidak berpikir krisis berakhir. Jika kami menurunkan tingkat upaya kami pada titik waktu ini, mungkin berarti kita menabur benih krisis sekali lagi."

Pembuat mobil, yang banyak dikritik karena respon lambat terhadap krisis, secara aktif mencari anggota asing atau perempuan untuk dewannya yang semua laki-laki, karena pihaknya membidik untuk memperluas budaya perusahaan, kata Sasaki.

Dia menambahkan bahwa Toyota adalah produsen mobil terbesar di dunia karena masalah baru-baru ini di General Motors dan tidak akan "putus asa" pada kehilangan gelar.

Perusahaan yang sedang bekerja untuk membangun citra diganggu oleh penarikan keselamatan pada tahun lalu atas percepatan yang tidak diinginkan, mesin, kemudi dan masalah rem.

Penarikan tersebut mempengaruhi lebih dari 12 juta kendaraan secara total.

Krisis mendorong investigasi Kongres AS sehingga Toyota dikenai rekor denda 16,4 juta dolar untuk menyelesaikan tuntutan cacat tersembunyi pada pedal akselerator yang dituduh mengakibatkan puluhan kematian. Toyota masih menghadapi tuntutan hukum di Amerika Serikat.

Bulan lalu Toyota mengumumkan penarikan keamanan global sekitar 1,5 juta kendaraan untuk memperbaiki kebocoran cairan rem yang memperingatkan secara bertahap bisa mengurangi kinerja pengereman.

Para pengamat mengatakan Toyota telah menjadi lebih agresif dalam menangkap kemungkinan cacat sebagai bagian dari kampanye untuk meningkatkan citra konsumen, tetapi memperingatkan bahwa berlanjutnya penarikan terus merusak branding sebagai produsen mobil berkualitas.

Sejak krisis Toyota menunjuk pejabat kualitas kontrol regional, langkah-langkah yang diperkenalkan untuk merespon lebih cepat terhadap laporan masalah kendaraan dan pelatihan telah diperluas.

Minggu lalu, Toyota mengumumkan rencana untuk meluncurkan 11 model hybrid baru pada akhir 2012 karena berlomba untuk membangun kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Kendaraan yang direncanakan terdiri dari model semua-baru dan desain ulang, akan memperluas jangkauan mesin hybrid Toyota -- yang berjalan pada bensin dan listrik -- pada saat pesaingnya seperti Nissan sedang mengembangkan kendaraan semua listrik. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010