Pariaman (ANTARA News) - Sejumlah warga Kota Pariaman, Sumatera Barat eksodus ke lokasi lebih tinggi sejak sepekan terakhir, menyikapi isu gempa dan tsunami yang marak beredar.
Seorang warga Pariaman, Yos (39), Kamis, mengaku sudah membawa keluarganya pindah ke tempat sanak saudara di tempat yang lebih aman atau jauh dari zona merah tsunami.
Eksodus adalah ke luar dari suatu tempat yang biasanya ditempat tersebut sudah tidak bisa ditinggalkan atau tidak aman lagi.
"Kita siap siaga saja, keluarga sudah dipindahkan ke Kurai Taji, cukup jauh dari lokasi pantai," kata Yos.
Ia bersama keluarganya tinggal di Desa Karan Aur, setengah kilometer dari tepi pantai Pariaman.
Menurutnya, isu mengenai akan terjadinya gempa besar melalui SMS itu sudah meresahkan warga sejak sepekan terakhir, namun kini disikapinya dengan kesiap-siagaan.
Ia mengaku, sebelum isu tanggal 25 November itu, juga telah beredar isu akan terjadi gempa pada saat sebelumnya namun tidak terbukti.
Hal serupa dirasakan Yuliar (25), yang sehari-hari bekerja di Kedai Bakso di Kota Pariaman itu telah berkemas-kemas untuk pergi ke rumah orangtuanya di Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, 20 kilometer dari Pariaman.
Yuliar mengaku, majikannya pemilik Kedai Bakso sudah menutup kedainya sejak tiga hari lalu karena takut akan isu gempa dan tsunami.
"Urang alah mangungsi sadonyo, wak takuik surang se di siko (orang sudah mengungsi semuanya, saya takut sendiri saja di sini)," katanya yang pergi mengungsi sebelum Rabu malam (24/11).
Pantauan ANTARA di Kota Pariaman hingga Rabu sore, sejumlah pemilik toko memilih menutup tokonya di sekitar Simpang Tabuik Pariaman.
Sementara, di kawasan pasar tradisional Pariaman masih terlihat aktivitas jual-beli meskipun tidak begitu ramai.
Wali Kota Pariaman, Mukhlis R sebelumnya telah mengimbau warga Pariaman untuk siap-siaga terhadap kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami.
Imbauan tersebut bukan untuk membuat ketakutan, namun agar masyarakat siap menghadapi kemungkinan bencana gempa dan tsunami.
Dalam mewujudkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, Wali Kota meminta agar masyarakat memindahkan dokumen penting dan barang-barang berharga lainnya ke lokasi yang dianggap lebih aman.
Sehingga bila memang terjadi bencana, katanya, warga dapat langsung mengungsi tanpa harus memikirkan menjemput barang-barang ke rumah.
Sedikitnya 48 dari 71 desa di kota pantai itu masuk dalam zona merah rawan tsunami, sedangkan daerah aman di antaranya Desa Padusunan, Sikapak, Cubadak Mentawai, Aia Santok, Kurai Taji, dan Rambai, seluruh daerah itu terletak di ketinggian. (ANT-208/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010