Seoul (ANTARA News/AFP) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il bertemu komandan militer utamanya di provinsi yang sama tempat Pyongyang meluncurkan serangan mematikan ke Korea Selatan pekan ini, menurut laporan media, Kamis.

Harian Chosun Ilbo menerbitkan sebuah foto dari kantor berita resmi Korea Utara yang menunjukkan bahwa Kim dan putranya, sang penerus Kim Jong-Un berdiri di samping seorang tokoh militer, yang katanya memicu spekulasi bahwa serangan itu "adalah atas persetujuan dari pemimpin tertinggi di Korea Utara itu".

Foto itu diambil dalam kunjungan Kim dan putranya ke sebuah peternakan bebek dan ikan di provinsi Hwanghae Selatan di barat daya negara tersebut.

Di samping mereka, Chosun mengatakan, adalah Kim Myong-Guk, jenderal bintang empat dan pimpinan angkatan bersenjata yang bertanggung jawab atas operasi militer.

Pertanian itu terletak di Ryongyon, yang merupakan pos strategis dengan konsentrasi perlengkapan artileri.

Kantor berita resmi menayangkan foto pada Senin, sehari sebelum serangan, tetapi tidak memberikan tanggal untuk kunjungan Kim tersebut.

Penembakan ke pulau Yeonpyeong itu menewaskan dua warga sipil dan dua marinir.

Korea Utara mengatakan pihaknya menembak untuk membalas jatuhnya sebuah granat Korea Selatan ke perairan saat latihan, tetapi Korea Selatan dan Amerika Serikat mengatakan serangan Korea Utara adalah serangan terencana.

"Kim Jong-Il secara diam-diam mengunjungi pangkalan militer yang terletak tidak jauh dari lokasi ketika ia melakukan perjalanan ke provinsi itu, sehingga tampaknya ia mengunjungi sebuah pangkalan di garis depan Pasukan Keempat sebelum serangan," kata Chosun mengutip sebuah pengamat dari lembaga negara yang tidak disebutkan namanya.

Komandan militer tertinggi adalah Kim Jong-Il sendiri, diikuti oleh Ri Yong-Ho. Kepala staf gabungan militer, Kim Myong-Guk, dan disusul dengan pimpinan angkatan darat, laut dan udara.

"Ini sangat tidak mungkin bahwa seseorang di posisi yang tinggi seperti kepala operasi militer berkunjung ke provinsi Hwanghae Selatan hanya untuk melihat pertanian ikan," kata Baek Seung-Joo dari Institut Korea untuk Analisis Pertahanan.(*)

(Uu.G003/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010