Mukomuko (ANTARA News) - Sebagian warga pantai indah Kelurahan Koto Jaya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Kamis, memilih mengungsi untuk mengantisipasi gempa besar dan tsunami menyusul merebaknya isu bencana itu.
Salah seorang warga pantai indah tersebut Jaya AM mengatakan, beberapa kepala keluarga sudah meninggalkan rumah dan mengungsi ke rumah keluarganya yang berada jauh dari pantai.
"Sejak pagi dan sore hari ini beberapa warga sudah ada yang meninggalkan rumah," ungkapnya.
Menurut dia, sejak beredar informasi terjadinya gempa bumi dengan kekuatan besar seperti yang diramalkan oleh seseorang pesulap di salah satu stasiun televisi, warga resah dan tidak bisa tidur.
"Hampir setiap malam warga di sini tidak tidur pada malam hari, saya saja sejak beberapa hari ini tidurnya selalu di atas pukul 02.00 WIB, agar bisa segera mengungsi bila terjadi gempa bumi," urainya.
Sementara warga pantai indah lainnya Winda mengatakan, malam ini memilih tidur di luar rumah supaya cepat mengungsi bila terjadi gempa.
"Malam ini kami tidak berani tidur dalam rumah, kemungkinan kami sekeluarga tidur di luar rumah bersama suami dan anak saya," ujarnya.
Ia mengaku ingin menungungsi di tempat yang lebih tinggi, tetapi karena usahanya berdagang tidak bisa ditinggalkan, maka Winda memilih tetap menjaga usahanya.
"Kami sekeluarga masih bertahan di pantai indah ini sebanyak enam kepala keluarga dan beberapa kepala keluarga lainnya. Bila terjadi gempa kami bersama menggunakan mobil suami saya keluar dari pantai ini," ujarnya.
Sementara Lurah Koto Jaya Ali Nasri mengatakan, sudah melarang warganya mengungsi karena sampai sekarang pemerintah tidak pernah mengeluarkan pengumuman itu secara resmi.
"Pukul 16.00 WIB tadi saya sudah menemui warga yang berada di pantai indah untuk memberikan ketenangan agar jangan sampai mereka panik, namun sebagian mereka tetap saja tidak mau mendengarkan saran," katanya.
Ia menjelaskan, pemerintah tidak berhak melarang warga mengungsi, tetapi juga tidak menjamin memasok kebutuhan warga selama mengungsi.
"Meski masih ada warga yang mengungsi tetapi jumlahnya tidak banyak atau hanya sekitar 20 persen dari 136 kepala keluarga yang bermukim di kawasan pantai itu" ujarnya. (*)
(ANT-149/I016/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010