campuran aspal mampu meningkatkan kualitas ketahanan jalan hingga 40 persen
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memang telah melarang penggunaan kantong plastik sebagai pembungkus belanjaan, namun kenyataannya di tempat-tempat pembuangan masih banyak ditemukan limbah ini.
Bahkan di tepi pantai, kerap ditemukan limbah kantong plastik yang terbawa dari sungai sehingga menimbulkan pertanyaan apakah kemasan plastik ini masih dipakai masyarakat?
Kenyataannya kantong plastik memang masih banyak dimanfaatkan pedagang di pasar terutama untuk mengemas bahan makanan seperti sayur, buah, daging, ikan dan sebagainya.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2019 menyebutkan bahwa timbunan sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun, 15 persennya adalah sampah plastik.
Salah satu penyelesaian masalah persampahan adalah model ekonomi sirkular yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, bisnis dan lingkungan.
Dalam mewujudkan ekonomi sirkular, dibutuhkan peran serta dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat agar dapat terus aktif dalam pengelolaan sampah plastik.
Salah satu upaya menjadikan limbah plastik bernilai tinggi dengan memanfaatkannya sebagai sebagai campuran aspal.
Terkait hal itu Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah merekomendasikan penggunaan campuran aspal plastik ini yang memiliki ketahanan lebih baik dibanding aspal konvensional.
Baca juga: CAP kembangkan aspal limbah plastik kerja sama Pemkot Cilegon
Temuan ini mendorong dua perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dan Sinar Mas Land menjalin kerja sama untuk mengembangkan pemanfaatan limbah kantong plastik sebagai campuran aspal.
Vice President of Corporate Relations & Sustainability Chandra Asri, Edi Rivai mengatakan penambahan limbah kantong plastik ke dalam campuran aspal mampu meningkatkan kualitas ketahanan jalan hingga 40 persen.
Penerapan aspal plastik tersebut telah dilakukan di salah satu jalan yang ada di kawasan Barat BSD City. Sinar Mas Land merupakan pengembang kawasan tersebut.
Total area yang telah diaspal seluas 15.518 meter persegi dengan total sampah plastik yang digunakan sebesar 5,37 ton atau setara dengan 3,58 juta lembar kantong plastik.
Head of Corporate Governance & Sustainability Sinar Mas Land, Ignesjz Kemalawarta menjelaskan kegiatan yang tengah dijalankannya tersebut dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Ignesjz menambahkan perusahaan menyadari perlunya mengambil langkah-langkah konkret terhadap isu perubahan lingkungan dan pelestarian lingkungan untuk memberikan kontribusi positif pemerintah Indonesia dalam menjaga lingkungan.
Ignesjz mengakui limbah plastik merupakan salah satu masalah besar yang perlu diselesaikan bersama.
Kolaborasi dengan Chandra Asri akan mengubah limbah plastik menjadi material yang memiliki nilai ekonomi dan bermanfaat dalam pembangunan infrastruktur sekaligus menekan laju pertambahan jumlah limbah plastik yang merusak lingkungan.
Baca juga: Banyumas mulai gunakan aspal "hotmix" dengan campuran limbah plastik
Sejak 2018
Chandra Asri sejak 2018 telah mengimplementasikan aspal dengan campuran sampah plastik melalui program “Aspal Plastik untuk Indonesia Asri” bersama dengan pemangku kepentingan lainnya.
Program ini merupakan bagian dari upaya perseroan untuk menerapkan model ekonomi sirkular.
Edi Rivai menyatakan, sejalan dengan prinsip sebagai mitra pertumbuhan, kerja sama dengan Sinar Mas Land menjadi bukti upaya untuk terus mencari solusi berkelanjutan atas permasalahan sampah, khususnya sampah plastik, di Indonesia.
Permasalahan sampah plastik dapat ditangani dengan partisipasi berbagai pemangku kepentingan.
Semoga ke depannya semakin banyak pihak yang turut berpartisipasi dalam inisiatif ini untuk bersama-sama mendukung pemerintah mencapai tujuan pengelolaan sampah, kata Edi.
Pada kegiatan sebelumnya, perseroan sudah mengadakan gelaran aspal dengan campuran sampah plastik di berbagai kota di Indonesia seperti Cilegon, Tegal dan Semarang bekerja sama dengan pemerintah setempat.
Selain itu, juga bekerja sama dengan institusi pendidikan yaitu Universitas Indonesia di Depok dan Universitas Dian Nuswantoro di Semarang.
Hingga kini, total gelaran jalan dengan aspal sampah plastiknya bersama para mitra adalah sepanjang 42,74 km dan 234,1 ton sampah plastik telah berhasil terkelola melalui kegiatan ini.
Baca juga: Kampus UI Depok uji coba aspal berbahan sampah plastik multilayer
Gabriel Andari Kristanto, Ph.D, dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia menjelaskan bahwa gelaran aspal plastik yang dilakukan oleh kedua perseroan itu merupakan salah satu aplikasi dari konsep ekonomi sirkular.
Dalam kegiatan ini, sampah plastik di-upcycle menjadi campuran aspal sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Tidak hanya itu, sampah plastik juga menjadi materi dengan daya guna baru yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Hal ini tidak hanya menguntungkan bisnis, tapi juga masyarakat dan lingkungan. Bahkan apabila limbah plastik ini memiliki nilai ekonomis, bukan tidak mungkin pemulung akan memburunya.
Program pemerintah
Model aspal dengan campuran sampah plastik merupakan program pemerintah melalui Kementerian PUPR.
Jenis sampah plastik yang digunakan adalah sampah plastik kresek yang umum dipakai sebagai kantong belanja sehari-hari yakni jenis HDPE (High Density Polyethylene).
Aspal dengan campuran sampah plastik tersebut sudah mengacu pada studi yang dilakukan oleh Kementerian PUPR dan memiliki peningkatan daya tahan jalan hingga 40 persen.
Dalam program ini, kedua perseroan juga bekerja sama dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) untuk penyediaan bahan daur ulang sampah plastik kresek.
Model yang digunakan mengandung plastik (cacahan kantong plastik/HDPE) sehingga menghasilkan campuran aspal yang memiliki sifat tahan terhadap deformasi (perubahan bentuk akibat suhu) dan lebih baik dalam ketahanan lelah (fatique).
Baca juga: Pemerintah uji coba aspal plastik di Sulsel
Dengan hadirnya inovasi limbah plastik sebagai campuran aspal tentunya akan menjadi solusi untuk mengatasi persoalan limbah plastik yang selama ini dikhawatirkan merusak lingkungan.
Apalagi dari hasil penelitian aspal dengan campuran limbah plastik ini memiliki nilai ekonomis tinggi dibanding aspal biasa mengingat daya tahannya di atas aspal konvensional, sehingga menghemat penggunaan aspal.
Persoalannya kini adalah kembali kepada masyarakat untuk memilah-milah sampah plastik agar memudahkan bagi pemulung untuk mengambil limbah yang bernilai ekonomis itu.
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021