Jakarta (ANTARA News) - Kongres Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) ke-2 yang akan berlangsung di Surabaya, 26-28 November 2010 diharapkan menjadi momentum konsolidasi, evaluasi internal organisasi dan menentukan arah kebijakan organisasi yang lebih solid dalam menghadapi berbagai tantangan yang semakin berat.
Karyono Wibowo, anggota Kompartemen Presidium PA GMNI kepada pers di Jakarta, Kamis, mengharapkan kongres tersebut tidak hanya dijadikan sekadar agenda rutinitas untuk pemilihan pengurus tetapi harus menjadi momentum konsolidasi, evaluasi internal organisasi dan menentukan arah kebijakan organisasi yang lebih solid.
"Jangan lupa, hendaknya Kongres kali ini sekaligus menjadi momentum untuk mengoreksi kebijakan pemerintah SBY-Boediono yang tidak sesuai dengan platform perjuangan alumni GMNI," katanya.
Karyono menyebutkan, terdapat sejumlah kebijakan pemerintah SBY-Boediono yang harus disikapi antara lain kebijakan ekonomi seperti masalah privatisasi PT Krakatau Steel, masalah penegakan hukum seperti kasus Bank Century, kasus mafia pajak yang melibatkan pegawai Ditjen Pajak Gayus HP Tambunan, masalah perbatasan wilayah, banyaknya peraturan yang bertabrakan dengan UUD dan lemahnya perlindungan TKI.
"Untuk mengatasi berbagai persolan kebangsaan tersebut, alumni GMNI perlu segera melakukan konsolidasi. Ada tiga kerangka program konsolidasi yang perlu dijadikan agenda utama di kongres nanti, yaitu konsolidasi ideologi, kader dan organisasi. Tiga kerangka konsolidasi ini sangat penting untuk dijadikan program prioritas alumni GMNI seiring dengan situasi dan kondisi kebangsaan dan kenegaraan saat ini," ujar Karyono.
Terkait dengan kandidat yang bakal bertarung dalam kongres kali ini, Karyono mengatakan bursa kandidat akan diramaikan oleh tokoh-tokoh alumni GMNI seperti Jarot Syeful Hidayat (mantan walikota Blitar), Joyo Winoto (Kepala BPN), Ahmad Basarah (Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari F-PDIP), Palar Batubara (mantan anggota DPR RI dari Golkar), Sukarwo (Gubernur Jawa Timur) dan tampilnya tokoh muda sebagai calon sekjen seperti Jan Princen Permata, Wahyuni Refi (Fungsionaris PAN).
"Dalam memilih kandidat hendaknya seluruh peserta kongres memilih figur yang memiliki komitmen ideologis yang kuat dan figur yang mampu membangun organisasi alumni GMNI lebih solid dan memiliki komitmen kerakyatan. Dan yang lebih penting lagi adalah figur pemimpin alumni harus memiliki komitmen untuk membangun organisasi GMNI sebagai induk organisasi. Logikanya alumni GMNI akan besar bila organisasi GMNI besar," demikian Karyono.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010