Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Bidang Luar Negeri, Pertahanan Keamanan dan Intelijen Negara, Fayakhun Andriadi memberi apresiasi atas usaha anggota ASEAN termasuk Indonesia sehingga Junta Militer Myanmar membebaskan tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi.

"Ini adalah bentuk kemenangan demokrasi dan kebebasan berpendapat. Ini juga mengindikasikan bahwa konstalasi politik di berbagai negara berkembang, seperti Myanmar, meniscayakan dinamika ke arah perubahan politik, sulit dilakukan dengan `tangan besi` yang otoriter di bawah kuasa junta militer," ujarnya kepada ANTAR di Jakarta, Kamis.

Perubahan politik itu, menurut dia, cukup signifikan untuk mengurai kembali hubungan regional dan global Myanmar dengan negara-negara demokrasi Barat serta ASEAN, yang selama ini terisolasi akibat watak keras junta militer tersebut.

"Memang diakui bahwa selama ini tatanan sosial, politik dan ekonomi Myanmar masih tetap bertahan dengan dukungan negara-negara yang memberi sedikit angin segar bagi tatanan kehidupan Myanmar, seperti India, Cina maupun ASEAN," katanya.

Namun, kata Fayakhun Andriadi, hal itu tidak berarti menyelesaikan persoalan yang sesungguhnya, sebab masyarakat Myanmar tetap saja berada dalam indeks kebebasan dan demokrasi sangat rendah.

"Meski banyak keraguan yang meliputi pembebasan ini, namun paling tidak pembebasan tersebut membuka ruang dialog dan rekonsiliasi untuk menciptakan tatanan sosial, politik dan ekonomi yang lebih baik dan maju," ujarnya.

Selebihnya, menurut Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar ini, otoritas militer harus lebih menampakkan wajah ramahnya pada demokrasi dan kebebasan sipil, agar hak-hak asasi warga negara lebih terjamin.

"Selanjutnya, apa (perubahan) yang terjadi di Myanmar, kiranya itu bisa diteruskan dan mewarnai proses perubahan dan kebebasan warga sipil serta demokrasi di negara-negara lain, termasuk kiranya bisa mewarnai proses di Korut," katanya.

Ia juga berpendapat, apa yang sudah konkret di Myanmar, tidak mungkin tak bisa berlaku di Korut.

"Bagaimana pun, manusia dan seluruh warga dunia butuh wajah kebebasan beradab dan demokrasi bermartabat yang tentunya harus tetap berakar atau berkolaborasi dengan citarasa maupun jati diri khas setiap bangsa. Korut bisa dijadikan proyek berikutnya oleh warga dunia yang cinta perdamaian," ujar Fayakhun Andriadi.

(M036*S023/S023/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010