Jakart (ANTARA News) - Amerika Serikat memuji cara Indonesia dalam menangani evakuasi masyarakat di sekitar Gunung Merapi sehingga mampu menekan jumlah korban akibat letusan gunung tersebut.

"Penanganan yang dilakukan oleh pemerintah dinilai sudah sangat baik sehingga bisa menyelamatkan rubuan jiwa masyarakat sekitar gunung," kata Juru bicara Wapres Yopie Hidayat kepada pers, di Istana Wapres Jakarta, Kamis.

Hal tersebut dikemukakan usai dirinya mendampingi Wakil Presiden Boediono yang bertemu dengan Ketua Program Bantuan Bencana Vulkanologi ((VDAP) United States Geological Survey John S. Pallister dan Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Alan Marciel.

UDAP yang memiliki perlengkapan canggih dalam memantau aktivitas gunung berapi, kata Yopie, menilai bahwa upaya Kepala Pusat Vulkanologi dan Geologi Surono dalam memantau aktivitas Merapi sangat tepat dan cepat, sehingga korban meninggal bisa ditekan eminimal mungkin.

Yopie mengatakan bahwa sekalipun UDAP memiliki perlengkapan canggih tapi tetap menyatakan keinginannya untuk banyak belajar dari Indonesia mengenai upaya yang selama ini telah dilakukan dalam menangani letusan gunung berapi.

"Ini memang dimungkinkan mengingat Indonesia banyak memiliki gunjung berapi aktif sehingga dinilai berpengalaman dalam memantau aktivitas gunung," kata Yopie.

Pemerintah AS melalui VDAP dalam upaya terus memantau aktivitas Gunung Merapi telah memberikan sejumlah peralatan terbaru senilai 241 ribu dolar AS dan ditempatkan di sekitar gunung tersebut.

Peralatan itu, kata Yopie, antara lain terdiri dari stasiun lapangan seismik, panel solar, radio, serta stasiun pemantau aktivitas gunung untuk mengganti yang rusak akibat dilanda hawa panas.

"Adanya perlengkapan dipasng di sekitar Merapi sebagai upaya untuk terus memantau aktivitas gunung tersebut," kata Yopie.

VDAP sendiri, katanya, selama ini sudah memiliki teknologi canggih menggunakan satelit yang bisa memantau kondisi gunung berapi, apakah sedang dalam kondisi berbahaya atau tidak.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010