Beijing (ANTARA News/AFP) - China hari Rabu menyampaikan penyesalan atas jatuhnya korban dalam pembombardiran mematikan Korea Utara terhadap sebuah pulau Korea Selatan dan meminta kedua belah pihak memulai pembicaraan guna menghindari insiden seperti itu lagi.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan Beijing "mengkhawatirkan" situasi di semenanjung Korea, menggemakan ucapan yang ia buat sehari sebelumnya.
"China memberikan perhatian dekat pada insiden itu. Kami menyesalkan korban dan kehilangan properti, serta mengkhawatirkan situasinya," kata Hong dalam satu pernyataan yang dilaporkan oleh kantor berita resmi China Xinhua.
"Kami meminta dengan sangat kedua belah pihak untuk memelihara ketenangan dan mengendalikan diri, serta terlibat dalam pembicaraan secepat mungkin dalam upaya untuk mencegah insiden yang sama akan terjadi lagi."
China menentang setiap aktivitas yang merusak perdamaian dan stabilitas semenanjung itu, kata Hong, yang menambahkan bahwa Beijing siap untuk melakukan upaya bersama dengan kedua belah pihak.
Korea Utara, sekutu dekat China, telah menembakkan satu rentetan artileri ke pulau Yeonpyeong di perbatasan Korea Selatan dengan Korea Utara pada Selasa, sehingga menewaskan dua marinir dan dua warga sipil dalam salah satu insiden terburuk sejak Perang Korea 1950-53.
Ketika sejumlah negara besar dunia telah mengkritik Pyongyang karena insiden itu, reaksi membisu Beijing telah menggemakan tanggapannya ketika Korea Utara disalahkan karena mentorpedo sebuah kapal perang Korea Selatan, Cheonan, pada Maret lalu, yang menewaskan 46 tentara.
Sementara itu dari Washington, Amerika Serikat mengharapkan dan memperkirakan China akan menggunakan pengaruhnya terhadap Pyongyang terkait dengan insiden di perbatasan itu, demikian Departemen Luar Negeri AS, Rabu.
"China sangat penting dalam menggerakkan Korea Utara ke arah yang secara fundamental berbeda," kata jurubicara Deplu AS Philip Crowley. "Kami mengharapkan China akan jelas seperti kami."
Crowley mengatakan Selasa lalu, pemboman oleh Korea Utara itu "tindakan yang jelas, direncanakan lebih dulu, yang dimaksudkan untuk memanaskan ketegangan di kawasan tersebut". (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010