Washington (ANTARA News/Reuters) - Lima orang Somalia dinyatakan bersalah Rabu di sebuah pengadilan federal di Virginia dalam kasus perompakan dan tuduhan kriminal lain terkait dengan serangan April terhadap sebuah kapal Angkatan Laut AS di lepas pantai Afrika, kata seorang juru bicara pengadilan.
Putusan bersalah itu diambil oleh juri federal di Pengadilan Distrik AS di Norfolk, Virginia. Kelima orang itu terancam hukuman penjara bertahun-tahun dan vonis terhadap mereka akan dibacakan di depan seorang hakim federal pada 14 Maret, kata juru bicara itu.
Para tersangka itu ditangkap setelah serangan 1 April dimana frigat USS Nicholas terlibat dalam tembak-menembak dengan kapal yang diduga perompak di Lautan India sebelah barat Seychelles, yang menenggelamkan kapal itu dan menahan kapal induknya.
Kelima orang itu, dan kelompok enam orang Somalia yang ditangkap setelah penembakan terhadap kapal perang lain AS pada April, dibawa ke Norfolk untuk menghadapi persidangan di pengadilan kriminal atas kedua serangan itu. Satu dari keenam orang itu mengaku bersalah pada Agustus, sementara kasus terhadap yang lain masih menunggu.
Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008.
Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung.
Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.
Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun paling banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan -- termasuk 68 pembajakan yang berhasil -- dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar.
Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.
Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.
Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.
Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010