"Tepatnya tahun lalu bulan Mei di tengah-tengah masa pandemi," ujar CEO Melon Indonesia, Dedi Suherman.
Saat itu, Dedi mengungkapkan, perusahaan yang bergerak di bidang digital content entertainment, termasuk game dan musik, itu telah memutuskan untuk masuk ke bisnis penerbitan game.
Sebelumnya, Melon Indonesia telah lama berfokus pada bisnis aggregation dari game itu sendiri, dengan merangkul sejumlah game ternama, termasuk empat game yang masuk dalam ekshibisi esport PON XX Papua.
Baca juga: Garena gandeng Esports Star Indonesia hadirkan turnamen Free Fire
Masuk ke dalam bisnis penerbitan game, menurut Dedi, cukup sulit untuk mendapat game Indonesia yang siap dipasarkan. Setelah bergerilya dan menolak game asing, termasuk dari China dan Korea, akhirnya PT Melon Indonesia bertemu dengan Anantarupa yang mengembangkan game Lokapala.
"Setelah diskusi dan melihat bahwa game ini cukup matang dari story-nya dari karakternya dan menjadi game pertama yang bisa memiliki kemampuan MOBA dan bisa dipertandingkan di esport," kata Dedi.
Setelah mencapai kesepakatan, akhirnya Lokapala meluncur pada saat pandemi, dan oleh karena itu Dedi mengatakan hanya dapat melakukan promosi online tanpa kegiatan fisik melalui kegiatan esport secara secara virtual.
Dalam perjalannya, Lokapala semakin matang dan memiliki komunitas. Menjelang PON XX Papua, Melon Indonesia terlibat diskusi dengan Pengurus Besar Esport Indonesia (PB ESI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
"Akhirnya PB ESI tepatnya minggu lalu bersama kami dan juga KONI menerima Lokapala sebagai salah satu game yang dipertandingkan dalam rangkaian ekshibisi PON XX, di mana kami mempunyai kelas khusus yang dinamai friendly match," kata Dedi.
Baca juga: RANS Esport gabung divisi 1 Free Fire Master League Season IV
(Selanjutnya... Pertandingan persahabatan)
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021