Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Luar Negeri Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengatakan industri kelapa sawit di Indonesia kini sudah banyak yang bertransformasi ke pengelolaan yang berprinsip pada aspek lingkungan, sosial, dan pengelolaan yang baik (Environmental, social, corporate governance, ESG).
"Dalam 10-15 tahun terakhir industri minyak sawit mengalami transformasi cukup signifikan yang mengubah wajah industri sawit kita. Terutama aspek sustainbility practices, yang mengakomodasi aspek lingkungan, sosial, ekonomi dalam pengelolaan sawit ini," kata Fadhil.
Menurut Fadhil, transformasi ini didorong dari sisi internal yaitu melalui regulasi yang diberlakukan oleh pemerintah maupun dari eksternal yaitu pangsa pasar internasional yang menginginkan produk sawit yang dikelola dengan memerhatikan aspek-aspek berkelanjutan dari sisi lingkungan dan sosial.
Baca juga: Pemerintah serius tangani industri sawit agar berkelanjutan
"Dari sisi internal komitmen kuat pemerintah dan industri yang hasilkan berbagai regulasi bahwa industri sawit kita mengadopsi sustainbility practices, seperti moratorium," kata dia.
Selain itu, industri sawit Indonesia juga terus berubah khsusunya dalam segi ekspor yang tadinya mengirim minyak sawit mentah atau CPO menjadi ke produk turunannya baik produk setengah jadi maupun produk akhir yang ditujukan langsung kepada konsumen.
Fadhil juga mengatakan adanya perhatian global terhadap perubahan iklim dan pemanasan suhu bumi juga memaksa transformasi dalam industri sawit untuk menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan.
Baca juga: Airlangga: Sawit berkontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat
"Adanya ISPO, adanya berbagai skema sustainbility yang dinisiasi NGO, perusahaan industri seperti RSPO, ini sejalan dengan apa yang jadi komitmen kita untuk menjalankan komitmen industri sawit berkelanjutan," katanya.
Hasil dari transformasi praktik-praktik dalam industri sawit yang memerhatikan aspek ESG tersebut, kata Fadhil, terlihat dalam catatan deforestasi Indonesia yang sangat rendah pada tahun 2020.
Fadhil menampik tudingan negara-negara Eropa yang menyebutkan bahwa industri kelapa sawit di Indonesia tidak menunjukan keberpihakan pada isu lingkungan dan sosial. Padahal menurutnya, industri kelapa sawit sangat menerapkan prinsip-prinsip ESG dengan adanya sertifikasi seperti ISPO dan RSPO.
Indonesia juga merupakan negara dengan pangsa pasar kelapa sawit terbesar di dunia yaitu hingga 58 persen. Selain itu, Indonesia juga sebagai negara pengekspor sawit terbesar di dunia dengan volume hingga 44,5 juta ton dan memiliki luas area perkebunan sawit terbesar di dunia yang mencakupi 16,38 juta hektare dari Sumatera hingga Papua.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021