"`Capital inflow` masuk dan setelah masuk akan masuk ke pasar modal, pasar saham dan biasanya dia juga masuk ke bidang-bidang yang mudah merespon dan mudah diinvestasikan, dan itu diantara lain akan masuk juga ke properti. Untuk itu saya pesankan bahwa tolong hati-hati di sistem keuangan jangan sampai terjadi `moral hazard`," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan apabila aliran modal masuk sebagai pembiayaan dalam sektor perumahan harus diwaspadai tiga kemungkinan ketidaksesuaian (mismatch) yang menjadi penyebab krisis ekonomi di Amerika Serikat (AS) pada 2008.
"Tiga `mismatch` tadi yaitu jangan dana jangka pendek digunakan untuk jangka panjang, jangan dana-dana yang bunganya `floating` itu digunakan untuk pinjaman dengan bunga tetap dan juga jangan pinjaman dalam mata uang asing apalagi `currency` yang cenderung menguat di`investasikan` di `currency` yang cenderung melemah," ujarnya.
Menurut dia, apabila sistem perbankan menerima dana murah dengan kemungkinan dana tersebut jangka pendek dan kemudian dilakukan pembiayaan untuk sektor perumahan, maka harus berhati-hati terhadap kemungkinan kalau sewaktu-waktu dana tersebut ditarik.
"Hati-hati terhadap moral hazard, dan biasanya terjadi pada pembiayaan-pembiayaan yang tidak dilakukan dengan hati-hati. Jadi kalau ada dana itu mau keluar, uangnya tidak bisa ditarik karena uangnya sudah masuk di properti ataupun kegiatan yang misalnya lebih beresiko," ujar Menkeu.
Sementara langkah-langkah yang dapat dilakukan agar aliran modal asing bertahan di Indonesia, lanjut Menkeu, pemerintah antara lain menyarankan perusahaan BUMN untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) atau "right issues" agar mengundang investasi dan memancing dana tersebut ke tempat yang lebih produktif.
"Jadi menjaga `balance of trade`, `balance of payment`, menjaga fiskal, menjaga industri keuangan yang sehat, menjaga posisi yang kompetitif, merangsang perusahaan BUMN yang `go public`, merangsang BUMN untuk `right issue`, merangsang masuknya investasi itu sudah dilakukan, itu semua dilakukan untuk `connect` dana-dana itu ke tempat yang lebih produktif," ujarnya.
Ia memprediksi aliran modal masih akan terus masuk ke Indonesia hingga pertengahan 2011 dan pemerintah serta Bank Indonesia (BI) selalu berkoordinasi serta menyiapkan protokol krisis keuangan.
"Dengan keyakinan itu, kita lihat jaga sampai pertengahan 2011 kondisi masih akan terjadi seperti ini. Kita (Pemerintah dan BI) langkah-langkahnya sudah banyak, sudah jalankan kita punya `finance crisis protocol` dan melakukan koordinasi terus sehingga kita saat ini waspadai saja," ujarnya.(*)
(T.S034/B/B012/B012) 24-11-2010 18:11:33
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010