Washington (ANTARA News/AFP) - Kendati negara Barat memperketat tekanan terhadap Iran, staf penting Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengatakan semua sanksi keras itu gagal.

Menjelang perundingan baru dengan negara Barat, yang menurut rencana diselenggarakan pada 5 Desember, orang kepercayaan Ahmadinejad, Mojtaba Samareh Hashemi, mengatakan bahwa kini saatnya mereka "menghentikan pembodohan mereka sendiri" atas kefektifan tindakan untuk menekan Iran menghentikan program pengayaan uraniumnya.

Melarang kapal-kapal Iran singgah di pelabuhan-pelabuhan Eropa, blokade bahan bakar minyak terhadap Iran, sanksi keuangan yang meningkat dan tindakan hukum lainnya "tidak memiliki dampak nyata," tambahnya dalam satu wawancara dengan surat kabar The Post Senin dan disiarkan dalam jejaring internet Selasa.

"Penundaan dalam perundingan memiliki satu kesempatan yang baik bagi pihak lain untuk menyadari dampak keputusan-keputusan politiknya."

Ia juga menyatakan kegagalan sanksi-sanksi itu menyebabkan Barat memulai kembali perundingan-perundingan yang tertunda lama itu satu kontradiksi langsung dari sikap AS.

Iran mengalami empat putaran sanksi Dewan Keamanan PBB karena penolakannya menghentikan pengayaan uranium, yang jadi pusat kekhawatiran bahwa Iran berambisi membuat senjata atom. Iran juga menghadapi ancaman-ancaman militer dan serangan teknologi terhadap program nuklirnya yang kontroversial.

Teheran dan apa yang disebut kelompok 5+1 yang terdiri atas Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis, Inggris dan Jerman sepakat untuk kembali beruding untuk pertama kali sejak Oktober 2009 yang menurut rencana akan diselenggarakan bulan depan di Jenewa.

Pernyataan Samareh Hashemi itu muncul saat badan pengawas nuklir PBB Selasa menemukan bahwa Iran masih tidak bekerja sama setelah hampir delapan tahun usaha untuk memutuskan apakah program nuklirnya adalah untuk tujuan militer atau , seperti yang Teheran tegaskan untuk tujuan damai.

Laporan terbatas Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menuntut akses penuh ke fasilitas-fasilitas nuklir Iran, peralatan dan dokumen-dokumen yang terkait, dan mengatakan kegiatan-kegiatan pengayaan uraniumnya dihentikan paling tidak sehari awal bulan ini, di tengah-tengah rumor fasilitas itu menghadapi masalah-masalah teknis.

Jika negara-negara Barat tidak menanggapi permintaan Iran untuk memperluas diskusi di luar program nuklirnya pada pembicaraan cadangan senjata-senjata nuklir Israel dan mengumumkan mereka terikat dengan perlucutan senjata nuklir, Iran akan terpaksa mengambil sikap kebih keras, kata Samareh Hashemi.

Itu berati "mereka tidak memilih jalan persahabatan," katanya.

"Tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan ini akan berarti mereka memutuskan tidak melibatkan diri pada perlucutan senjata nuklir dan mendukung rezim Zionis itu memiliki senjata-senjata nuklir."

Tetapi pakar kebijakan luar negeri berusia 52 tahun itu juga mengatakan para perunding Iran akan mempertimbangkan perubahan-perubahan yang diusulkan bagi usulan pertukaran bahan bakar nuklir yang gagal dalam perundingan-perundingan tahun lalu.

"Kami tidak ingin mendengar usul-usul baru," katanya dan menambahkan Iran tidak akan menghentikan produksi uranium yang diperkaya dengan kadar lebih tinggi sampai 19,75 persen untuk menjalankan reaktor medisnya.

Ia juga menolak pernyataan-pernyataan Menteri Pertahanan AS Robert Gates pekan lalu bahwa sanksi-sanksi itu telah mempersulit Iran dan menimbulkan perpecahan antara Ahmadinejad dan pemimpin tertinggi negara itu Ayatollah Ali Khamenei.

"Pernyatan-pernyataan seperti tidak benar dan menggambarkan pengkhayalan menteri pertahanan AS itu," kata Samareh Hashemi."Mengejutkan seorang yang memiliki jabatan tinggi dalam pemerintah AS yang tidak mengetahui itu." (*)

(Uu.H-RN/B002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010