Jakarta (ANTARA) - Sekitar 50 persen perusahaan otobus (PO) di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, berhenti beroperasi selama pandemi COVID-19.
"Kalau kita hitung persen dibanding dari pandemi awal hampir 50 persen sampai 60 persen berkurangnya," kata Kepala Terminal Kalideres, Revi Zulkarnaen, Selasa.
Berkurangnya PO bus lantaran banyak penumpang yang enggan bepergian selama pandemi, terlebih saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Biasanya, pihaknya bisa memberangkatkan empat sampai lima bus antarkota dalam satu hari. Sekarang, per harinya Terminal Kalideres hanya memberangkatkan satu bus.
Upaya itu dilakukan pihak OP bus demi memperkecil biaya operasional. "Kalau enggak gitu ya enggak nutup biaya operasional karena kan jalan tol. sopir, solar harus bayar apalagi kalau ke Sumatera harus pakai biaya penyeberangan," kata Revi.
Ketika ditanya soal jumlah PO yang sampai saat ini beroperasi, Revi belum bisa memastikan jumlahnya.
Dengan menurunnya kasus COVID-19 di wilayah Jakarta Barat selama PPKM, Revi berharap aktivitas terminal bisa kembali normal.
Para penumpang diwajibkan memiliki hasil tes PCR sebagai syarat untuk melakukan perjalanan ke luar kota. Pihaknya juga menyediakan gerai tes PCR di Terminal Kalideres untuk penumpang.
"Kita ada fasilitas untuk tes antigen Covid-19, fasilitas berbayar. Ini kami kerja sama dengan Kimia Farma," kata Revi.
Baca juga: Penumpang bus di Kalideres wajib tunjukkan surat keterangan vaksin
Baca juga: Jumlah penumpang di Terminal Kalideres alami penurunan 80 persen
Kehadiran Gerai PCR tersebut diharapkan dapat memudahkan para penumpang memenuhi syarat administrasi untuk melakukan perjalanan ke luar kota.
Sebelumnya, jumlah penumpang bus di Terminal Kalideres memamg sudah mengalami penurunan sejak Juli lalu.
Dari data yang diberikan Revi, tercatat sejak 3 Juli-1 Agustus sebanyak 1.432 penumpang tiba di Terminal Kalideres.
Sedangkan untuk penumpang yang berangkat dari Terminal Kalideres tercatat mencapai 1.659 orang. Padahal sebelum bulan Juli, jumlah penumpang bisa mencapai 1.700 per-harinya.
Menurut Revi, jumlah penumpang bus menurun lantaran banyak persyaratan bagi warga yang hendak ke luar kota. Salah satu syarat bagi penumpang, yakni surat tes antigen yang dianggap terlalu mahal.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021