Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia telah memastikan bahwa sekitar 30 ribu warga negara Indonesia yang bermukim di Korae Selatan aman dan belum perlu dievakuasi menyusul meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

"Kondisi mereka baik, jauh dari lokasi terjadinya peristiwa (baku tembak) dan terpusat di Seoul," kata Juru Bicara Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu.

Menurut laporan pewakilan RI di Semenanjung Korea, lanjut dia, konflik masih bersifat lokal, terkonsentrasi di satu pula sehingga belum ada ancaman terhadap keselamatan warga negara Indonesia.

Namun, kata Faiza, perwakilan Ri di Korea Selatan terus mengikuti perkembangan yang terjadi dan memantau keberadaan warga negara Indonesia di Semenanjung Korea.

"Tidak ada ancaman kepada warga negara kita di Korea Selatan ... Belum ada keperluan untuk evakuasi, ... tapi perwakilan kita tetap memonitor," katanya.

Sementara itu sejumlah warga negara Indonesia yang berada di Korea Utara menurut Faiza adalah staf perwakilan.

Pada Selasa malam (23/11), Menteri Luar Negeri Marty M. Natalegawa atas nama Pemerintah Indonesia menyampaikan keprihatinan yang sangat mendalam atas terjadinya saling tembak antara Korea Utara dan Korea Selatan di pulau Yeonpyeong yang telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Menlu mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia mendesak kedua pihak untuk segera menghentikan permusuhan, melakukan upaya maksimal untuk menahan diri dan menghindari terjadinya peningkatan ketegangan.

Pada kesempatan itu Pemerintah Indonesia juga menggarisbawahi pentingnya dimulai kembali perundingan enam pihak yang diikuti oleh Korea Selatan, Korea Utara, Amerika Serikat, Rusia, China dan Jepang guna membahas seluruh aspek yang terkait dengan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.

Pada Selasa, Korea Utara menembakkan artileri ke Pulau Yeonpyeong yang terletak di dekat perbatasan maritim antara Korea Utara dan Selatan. Hal itu kemudian memicu baku tembak kedua Korea.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010