Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) dan Bedah Kepala Leher dr. Lia Natalia, Sp.THT-KL mengatakan pada dasarnya membeli makanan dari luar yang dikemas dengan kemasan plastik aman dilakukan asal memenuhi sejumlah syarat kesehatan, salah satunya adalah higienitas.

Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada itu menjelaskan, hal yang perlu diperhatikan saat memesan makanan yang dikemas plastik adalah tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Dari sisi higienitas, membeli makanan dalam kemasan makanan plastik di masa pandemi mengurangi risiko penularan virus melalui cross contamination," kata dr. Lia dalam webinar "Mengetahui Kemasan Makanan yang Higienis, Efektif, dan Ekonomis Selama Pandemi" pada Selasa.

"Virus corona perlu host hidup untuk bertahan hidup dan bermultiplikasi jadi sebenarnya tidak perlu mendisinfektan kemasan makanan yang kita pesan dari luar, tapi yang perlu dilakukan adalah tangan yang habis pegang kemasan harus langsung dicuci dengan sabun, apalagi kalau kita mau makan," katanya.

Dokter Lia menjelaskan sebenarnya virus yang merupakan virus endemik dua dekade lalu di China 2002-2003 sebagai SARS-CoV dan MERS-CoV 2012-2013 di Saudi Arabia itu bisa menular melalui dua cara yakni secara langsung dan tidak langsung. "Secara langsung adalah transmisi melalui hidung mata dan mulut, lewat sekresi air liur atau droplet 5-10 mikro meter."

Sementara secara tidak langsung melalui kontak antara inang yang rentan dengan permukaan yang terkontaminasi.

"Oleh sebab itu kehigienisan menjadi hal penting yang wajib diperhatikan."

Lebih lanjut dr. Lia mengingatkan agar masyarakat segera melakukan vaksinasi dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan 6M yakni mencuci tangan, menggunakan masker dengan benar, menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menjaga pola makan sehat dan istrahat cukup, dan menjauhi kerumunan.

Sementara itu, Sutjipto, perwakilan dari produsen kemasan plastik Indah Cup mengungkapkan bahwa di awal pandemi COVID-19, permintaan kemasan plastik sempat menurun namun kini seiring dengan proses adaptasi, terjadi peningkatan permintaan kemasan plastik.

"Berkat inovasi dan sudah adanya adaptasi dari konsumen, permintaan kemasan jadi lebih bervariasi itemnya, ada peningkatan hampir 5 persen dibanding saat awal PPKM dulu," kata Sutjipto.

Baca juga: Menilik limbah di balik kemasan kopi kekinian

Baca juga: Hindari plastik, lima jenis wadah makanan berkelanjutan solusinya

Baca juga: Zero Waste Consortium dorong pengawasan untuk hindari plastik toksik

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021