Brussels (ANTARA News) - Polisi hari Selasa menggagalkan jaringan gerilyawan terkait-Chechnya yang berencana menyerang Belgia. Polisi setempat juga menggulung kelompok garis keras lainnya yang diduga merekrut gerilyawan.

Pihak berwenang telah menahan 11 orang di Belgia, Belanda dan Jerman sebagai bagian dari penyelidikan atas rencana terhadap sasaran tak ditentukan di Belgia.

Beberapa jam kemudian, para pejabat Belgia mengumumkan penahanan sekitar 15 orang dalam kaitan dengan penyelidikan terpisah terhadap sebuah kelompok yang diduga telah merekrut calon gerilyawan yang ingin berperang di Irak dan Afghanistan.

Dalam operasi pertama itu, seorang warga Chechnya dan enam pria Belgia asal Maroko telah ditahan di kota pelabuhan Antwerp di Belgia utara, tiga pria Belanda di Amsterdam dan satu warga Rusia di Aachen, Jerman, kata beberapa pejabat.

"Ada rencana yang ditujukan untuk melakukan serangan di Belgia oleh sebuah kelompok teroris internasional yang menggunakan laman Internet untuk mencapai tujuannya, Ansar Al Mujahidin," kata kantor penuntut Belgia.

Para penyelidik Belgia telah memelopori penyelidikan internasional mulai 2009 terhadap yang diduga jaringan itu, yang sebagian besar bermarkas di Antwerp.

"Sasaran serangan itu belum ditentukan secara khusus," tambah kantor penuntut tersebut, tapi ada "fakta cukup" untuk membenarkan (adanya rencana) serangan itu.

Tidak ada langkah-langkah keamanan tambahan yang akan diberlakukan di Belgia, yang menampung (markasbesar) Uni Eropa dan NATO, ujar seorang jurubicara pusat krisis pemerintah.

Mereka yang ditangkap itu juga diduga telah merekrut calon gerilyawan dan membiayai "sebuah organisasi teroris Chechnya, Keemiran Chechnya".

Seorang hakim akan memutuskan pada Rabu, apakah akan memenjarakan mereka sambil menunggu dakwaan, atau tidak.

Menurut pemerintah Belgia, beberapa orang lain telah ditangkap di Spanyol, Maroko dan Arab Saudi sebagai bagian dari penyelidikan yang sama, yang dilakukan dengan sejumlah negara lain dan unit kerjasama pengadilan Uni Eropa (EU) Eurojust.

Kantor penuntut Belgia mengumumkan kemudian penangkapan "sekitar 15 orang" menyusul pencarian di sejumlah rumah di Brussels dalam operasi fajar yang dimaksudkan untuk "membongkar kelompok dengan ciri khas tertoris" itu.

Penangkapan-penangkapan itu menyusul penyelidikan tiga tahun terhadap Pusat Islam Assabil Belgia, yang dianggap sebagai tempat tak aman bagi radikalisme Muslim sejak 1990-an.

Imam Prancis asal Suriah, Bassam Ayachi, dijatuhi hukuman empat tahun penjara di Italia pada Mei 2009 karena dituduh menyelundupkan imigran dan sedang diselidiki dalam rencana terkait Al Qaida di Prancis dan Inggris.

Eropa telah dalam kesiagaan tinggi selama beberapa pekan karena kekhawatran yang meningkat pada kemugkinan serangan teroris.

Para pejabat keamanan Barat telah memperingatkan bahwa Al Qaida mungkin akan merencanakan serangan di Eropa sama dengan serangan di kota Mumbai, India, pada 2008.

Pada Senin, kubah gedung parlemen Reichstag Jerman ditutup hingga pemberitahuan lagi pada para pengunjung setelah laporan media mengatakan tempat wisata terkenal itu merupakan kemungkinan sasaran bagi gerilyawan.

Kementerian dalam negeri Jerman menyatakan penangkapan-penangkapan Selasa itu tidak terkait dengan ancaman keamanan belakangan ini di negara itu.

AS telah mengeluarkan pada 3 Oktober peringatan perjalanan bagi warganya yang akan melakukan perjalanan ke Eropa, dengan menyebut risiko kemungkinan serangan terhadap sistim transportasi dan atraksi wisata.
(S008/S004)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010