Kalianda, Lampung (ANTARA News) - Sejumlah warga di Kabupaten Lampung Selatan memanfaatkan ampas singkong atau onggok dari sisa perusahaan industri untuk pakan ternak sapi.
Warga di Desa Sinar Pelembang Kecamatan Candipuro, Sutrisno, di Candipuro, Selasa, mengatakan, ampas singkong tersebut merupakan pakan ternak yang paling mudah didapat dengan harga murah dibandingkan pakan jenis lain seperti bekatul.
Selain itu, ampas singkong dari perusahaan industri tersebut sangat digemari oleh ternak sapi karena memiliki nutrisi cukup tinggi dibandingkan dengan pakan ternak alternatif lain.
"Ampas ini nantinya akan dicampur dengan rumput agar ternak sapi tidak merasa bosan dengan menu makan tersebut atau dicampur bekatul dari penggilingan setempat," kata dia.
Dia menerangkan, sebelum diberikan kepada ternak, ampas singkong dikeringkan terlebih dahulu hingga beberapa hari untuk menghilangkan bau busuk yang menyengat.
"Adanya perusahaan industri yang mengolah singkong membantu penduduk untuk mengembangkan sektor peternakan sapi daerah itu," kata dia.
Jaelani, pengumpul ampas singkong di daerah yang sama, mengatakan, ampas tersebut didatangkan dari sejumlah perusahaan pengolah singkong di Kabupaten Lampung Timur.
Dia menjelaskan, ampas tersebut didatangkan dalam jumlah besar untuk memenuhi perusahaan penggemukan sapi daerah itu seperti PT Juang Jaya di Kecamatan Sidomulyo dan PT Fortuna di Kecamatan Katibung.
Kemudian, harga ampas singkong setelah dikeringkan RP1.250 per kilogram sedangkan pembelian hanya sekitar Rp100.000 dalam satu truk dalam kondisi basah.
Dia mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan perusahaan penggemukan sapi memperkerjakan enam orang untuk menjemurnya setiap hari hingga siap kirim ke sejumlah perusahaan itu.
Menurutnya, usaha ini cukup menjanjikan karena keuntungan mencapai jutaan rupiah dalam sekali kirim dan hanya mengeluarkan biaya pembelian, pembayaran tenaga kerja dan transportasi.
Dia menambahkan, ampas singkong yang telah dikeringkan tersebut juga untuk memenuhi kebutuhan perusahaan ternak sapi di luar daerah dalam jumlah besar.
Namun, untuk sementara waktu ini sejumlah pengusaha ampas singkong terkendala proses penjemuran karena curah hujan masih berlangsung daerah itu. (ANT-048/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010