BRI sebagai salah satu BUMN terbesar optimistis mampu memberikan peran penting terhadap pemulihan perekonomian di tengah tanda-tanda kebangkitan ekonomi nasional

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Sunarso mengatakan transformasi digital dan budaya menjadi penyelamat perseroan pada masa pandemi ini.

"Dengan terus mengusung program transformasi ini, BRI sebagai salah satu BUMN terbesar optimistis mampu memberikan peran penting terhadap pemulihan perekonomian di tengah tanda-tanda kebangkitan ekonomi nasional," ungkap Sunarso dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan strategi transformasi yang telah dipersiapkan sejak jauh hari tersebut pun sudah membuat BRI mencatatkan kinerja cemerlang, yakni salah satunya adalah pencapaian laba sebesar Rp12,54 triliun pada triwulan II 2021 atau tumbuh 22,93 persen dibandingkan triwulan II 2020.

Baca juga: BRI raih laba Rp12,54 triliun kuartal II 2021, tumbuh 22,93 persen

Adapun transformasi digital dilakukan dengan fokus untuk mendapatkan efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis dan menciptakan nilai baru melalui new business model.

Sunarso menyebutkan contoh nyata efisiensi digitalisasi proses bisnis yakni dengan adanya BRISPOT atau aplikasi pemrosesan kredit secara mobile yang digunakan oleh tenaga pemasar (Mantri) BRI.

"Dengan BRISPOT, produktivitas kredit mikro meningkat dari rata-rata Rp2,5 triliun per bulan menjadi lebih dari Rp4 triliun per bulan. Selain itu, proses kredit menjadi jauh lebih cepat, dari sebelumnya membutuhkan waktu dua minggu menjadi rata-rata dua hari, bahkan dapat lebih cepat," katanya.

Sementara, contoh keberhasilan new business model adalah layanan perbankan melalui agen yang dinamakan Agen BRILink dengan volume transaksi yang telah menembus Rp800 triliun pada tahun lalu, sementara untuk tahun ini ditargetkan mencapai lebih dari Rp1.000 triliun.

Sunarso mengungkapkan transformasi budaya di BRI dilakukan untuk membangun performance driven culture dengan membangun performance management system, yang membutuhkan sistem manajemen informasi yang didukung oleh data yang valid dan akurat.

Seluruh transformasi digital dan budaya tersebut tercakup dalam BRIvolution 2.0. yang ditetapkan mulai 2020 untuk merespons COVID-19, yang ternyata menghantam UMKM, serta sebagai transformasi dari BRIvolution 1.0.

"UMKM yang dulu tidak kena krisis sekarang kena krisis. Maka, kami memang harus mengkaji ulang transformasi BRI," ujar Sunarso.

Baca juga: BRI perkuat ekosistem bisnis pertanian berkelanjutan
Baca juga: BRI dorong UMKM miliki nomor induk berusaha terintergrasi OSS

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021