Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa sebagian besar publik (66,2 persen responden) menginginkan agar gubernur tetap dipilh langsung melalui pemilihan kepala daerah (pilkada) oleh rakyat.
Peneliti Senior LSI Hendrasmo kepada pers di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa sebanyak 78 persen publik menganggap bahwa pemilihan langsung adalah cara terbaik untuk memilih kepala daerah, sedang yang menginginkan kepala daerah dipilih oleh DPRD hanya 5,3 persen publik.
Hasil tersebut didasarkan atas survei LSI yang dilakukan pada pertengahan Oktober-November 2010 di 33 provinsi dengan melibatkan 1000 responden. Survei menggunakan metode tatap muka dan wawancara respoden menggunakan kuesioner dengan tingkat kesalahan sekitar 4 persen.
Untuk pemilihan gubernur sebanyak 66,2 persen publik (responden) menyakan setuju dipilih secara langsung melalui pilkada; 13,0 persen setuju dipilih oleh DPRD; 9,7 persen setuju gubernur dipilih oleh presiden dan 11,1 persen responden tidak menjawab.
Menurut Hendrasmo, meski publik mendukung pilkada secara langsung, bukan berarti pubik puas dengan pelaksanaan pilkada. Survei LSI tersebut juga memperlihatkan 56,8 persen responden yang yakin bahwa pilkada bisa menghasilkan calon yang terbaik.
Publik tidak yakin bahwa kepala daerah akan memenuhi janji selama kampanye, karena di atas 50 persen responden dalam survei itu menyatakan tidak yakin bahwa kepala daerah akan memenuhi janji yang diucapkan dalam kampanye, katanya.
Direktur Citra Publik Indonesia (CPI)-LSI Group itu mengatakan, survei LSI juga memperlihatkan dua perkembangan yang memprihatinkan, yaitu pertama makin permisifnya publik akan politik uang, yakni publik yang membenarkan politik uang naik dari 11,9 persen (2005) menjadi 20,8 persen pada 2010.
Kedua, makin tingginya angka golput (golongan putih atau tidak memberikan suara) . "Dua perkembangan tersebut harus diperhatikan agar pilkada di masa mendatang bisa menghasilkan pemilihan yang berkualitas dan mendorong terwujudnya sistem politik Indonesia yang dinamis," demikian Hendrasmo.
Pada kesempatan itu, pengurus dari Museum Rekor Indonesia (MURI) Kardi menyerahkan tiga rekor MURI kepada LSI Group yaitu Rekor pertama untuk rekor tercepat dalam mengumumkan hasil hitung cepat (Quick Qount) Pilpres 2009 dimana setelah satu jam TPS ditutup, LSI langsung mengumumkan hasil hitung cepat yang hasilnya tidak berbeda jauh dengan penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Rekor MURI kedua yaitu rekor konsistensi LSI Group melakukan survei pada 100 pilkada kabupaten/kota dan gubernur selama periode 2005-2010, sedang rekor MURI ketiga yaitu prediksi survei LSI yang tepat yang diiklankan tiga hari sebeum pilkada gubernur Kepri tahun 2005.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010