"Hal itu dibutuhkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang kehilangan tempat tinggal, tempat usaha, dan tidak memiliki dana simpanan akibat bencana erupsi Merapi," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Nur Achmad Affandi.
Menurut dia, untuk mempercepat pemulihan UMKM dapat dilakukan dengan memberikan alat produksi, bahan baku, dan modal kerja. Modal kerja untuk UMKM bisa melalui bantuan langsung dari pemerintah atau pemberian kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga rendah.
"Selain itu, kebijakan pemutihan kredit bagi UMKM korban bencana erupsi Merapi juga harus segera direalisasikan dengan membebaskan bunga atau menjadwalkan kembali utang mereka," katanya.
Ia mengatakan erupsi Merapi telah mengakibatkan kerusakan di berbagai sektor, termasuk ekonomi, sehingga kerugian yang harus ditanggung para pelaku ekonomi khususnya UMKM cukup besar.
"Jumlah kerugian di sektor UMKM akibat erupsi Merapi hingga kini masih dalam penghitungan. Diperkirakan ada 100 unit usaha menengah dan 1.000 unit usaha mikro dan kecil mengalami kerugian total Rp600 miliar hingga Rp1 triliun," katanya.
Menurut dia, Kadin DIY juga berusaha membantu dan memfasilitasi UMKM korban erupsi Merapi agar dapat bangkit dari keterpurukan dan menjalankan usahanya kembali. Dengan demikian, roda perekonomian dapat kembali berputar.
"Kami akan menggandeng Kadin Indonesia dan Australian Agency for International Development (AusAID) untuk bekerja sama membantu serta memfasilitasi UMKM korban erupsi Merapi," katanya.(*)
(L.B015*E013/M008R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010