Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar semua data yang berkaitan dengan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 secara massal dapat terintegrasi dengan baik.
"Tolong dicatat semua yang sudah divaksin. Siapkan nanti vaksin yang kedua, jangan sampai panitia ini bubar di sini, harus siap-siap lagi nanti yang kedua," katanya, saat memberikan sambutan secara daring pada acara Vaksinasi Massal Gratis Lintas Agama yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan FKUB Banyumas di Purwokerto, Senin.
Ganjar juga mengingatkan penyelenggara vaksinasi massal agar selalu mencatat jumlah vaksin yang disuntikkan sehingga data bisa terintergrasi dengan baik.
Hal itu disampaikan Ganjar menanggapi adanya pengalaman penyelenggara vaksinasi yang dinilai sebagai hit and run atau setelah menyelesaikan suntikan pertama, panitia penyelenggara bubar, sehingga masyarakat kebingungan kapan dan di mana mendapatkan suntikan vaksin kedua.
"Sekarang pada nyari ke kami suntikan keduanya, ke mana. Dulu ke sana, tapi sekarang sudah bubar (panitianya). Nah ini kami coba rearrangement, kami kembali akan menyeleksi tempatnya di mana, vaksinnya apa, itu yang kami harus pilah-pilah lagi dan ternyata tidak cukup mudah. Mudah-mudahan nanti (FKUB dan UMP) bisa membantu itu," ujarnya.
Ganjar juga berpesan kepada FKUB Banyumas agar vaksinasi yang dilakukan itu memprioritaskan orang tua, lansia atau pralansia, dan usia 50 tahun ke atas.
Kemudian, masyarakat dengan kelompok rentan atau memiliki komorbid dan ibu hamil.
Orang nomor satu di Pemprov Jateng itu berharap FKUB bisa jemput bola dengan mencari kelompok-kelompok prioritas tersebut untuk divaksinasi.
"Tolong diprioritaskan, dicari, jangan suruh datang sendiri. Kalau perlu dituntun oleh kawan-kawan FKUB, mungkin dari gereja, dari pura, dari masjid, ayo bareng-bareng. Saya minta tolong. Untuk kelompok rentan atau komorbid bisa kerja sama dengan BPJS karena kita sudah punya datanya, di Jawa Tengah itu ada sekitar 1,5 juta orang yang komorbid," katanya.
Selain kelompok prioritas itu juga ada kelompok yang mendapatkan vaksin alokasi khusus, yaitu masyarakat yang berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas.
Ganjar menambahkan partisipasi dari kampus, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dalam membantu vaksinasi akan sangat penting.
"Sebab dari partisipasi itu sosialisasi tentang vaksinasi akan lebih mudah, sehingga kalau masih ada kelompok yang tidak percaya bisa diberikan edukasi," ujarnya.
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021