Konferensi dengan format daring diadakan mulai Senin 23 Agustus hingga Jumat 27 Agustus 2021

Jakarta (ANTARA) - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Belanda menggelar konferensi internasional ketiga yang menjadi wadah bagi para peneliti, akademisi, hingga aktivis untuk mendiskusikan ide-ide dengan tema besar Reimagining Religion In Time of Crisis.

"Konferensi dengan format daring diadakan mulai Senin 23 Agustus hingga Jumat 27 Agustus 2021. Sedangkan pertemuan tatap muka Insya Allah akan digelar pada tahun 2022," ujar Ketua Panitia Konferensi Internasional Adrian Perkasa dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Adrian mengatakan dalam konferensi daring kali ini PCI NU Belanda bekerja sama dengan International Convention of Asia Scholar (ICAS)-IIAS Universitas Leiden, yang merupakan salah satu forum akademis bergengsi bagi para peneliti terkait studi-studi di Asia termasuk Indonesia.

Baca juga: Zikir kebangsaan digelar di Belanda

Ia berharap dengan adanya kerja sama dengan instansi tersebut dapat menjadi ajang bagi para peneliti khususnya Indonesia untuk bisa berkontribusi terhadap perkembangan dunia ilmu pengetahuan tingkat dunia.

Terdapat enam panel dalam konferensi ini yakni Religion in socio-ecological and economic crisis, Religion in politics and law: how to reactualise religion in facing the crisis of democracy, lalu Reharmonising religion in Science, Progress and Innovation; Religion, Gender role and Women's Right, Millennials, pop culture and the future of religion, dan Hurgronje and Islam in Indonesia: between legacy and controversy?.

"Kegiatan pembukaan konferensi diadakan pada 23 Agustus dengan menghadirkan cendekiawan NU Ulil Abshar Abdalla sebagai pembicara kunci. Selain itu hadir pula Katib Aam Suriah PBNU KH. Yahya Cholil Staquf untuk memberikan sambutan sekaligus pengarahan terkait topik contextualizing crisis in global Islam moderate movements," kata Ketua PCI NU Belanda Ahmad Afnan Anshori.

Baca juga: PCINU Belanda gelar seminar sertifikasi halal

Acara pembukaan konferensi ini dibuka untuk publik. Rencananya Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda akan hadir berikut beberapa cendekiawan maupun tokoh lintas agama di negeri Belanda.

"Kami berharap kegiatan konferensi ini selain bisa memberikan kontribusi kepada dunia ilmu pengetahuan, juga mampu membawa manfaat yang lebih luas terhadap perkembangan Islam Nusantara di kancah global," ujar dia.

Baca juga: Dubes RI resmikan masjid pertama NU di Jepang

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021