Modal sosial baru tersebut adalah semangat dan jiwa gotong royong, rasa disiplin yang terbangun selama era pandemi
Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Dr (HC) dr HR Agung Laksono mengatakan pandemi COVID-19 telah melahirkan modal sosial baru di masyarakat.
“Modal sosial baru tersebut adalah semangat dan jiwa gotong royong, rasa disiplin yang terbangun selama era pandemi, rasa sosial dan kesetiakawanan yang tumbuh, pikiran inovatif, kreatif dan terobosan baru dalam manajemen pemerintahan, dan terkonsolodisinya penguatan hubungan masyarakat dengan pemerintah,” ujar Agung dalam kuliah umum ketahanan nasional yang diselenggarakan Universitas Yarsi yang dipantau di Jakarta, Senin.
Dia yakin pada 2022, Indonesia akan tangguh dan tumbuh dengan modal sosial baru tersebut, selain modal sumber daya manusia, dan sumber daya alam. Juga perlu upaya memaksimalkan potensi yang dimiliki bangsa Indonesia tersebut.
Baca juga: Vaksinasi tak hanya untuk kekebalan tapi juga percepatan ekonomi
“Normalisasi pascapandemi dan pergerakan pemulihan ekonomi diperkirakan dimulai pada awal 2022,” tambah dia.
Dia menambahkan penguatan ketahanan nasional pada era pandemi diperlukan, agar Indonesia dapat tumbuh dan bangkit begitu pandemi berakhir.
Sejumlah langkah penguatan ketahanan nasional pada era pandemi di antaranya pelaksanaan vaksinasi harus mencapai tiga juta orang per hari, perluasan keterlibatan elemen masyarakat dalam kegiatan vaksinasi bukan hanya pada tingkat pusat tetapi juga pada tingkat provinsi, kabupaten/kota dan desa.
Baca juga: Kosgoro 1957 distribusikan konsentrator oksigen ke rumah sakit
Baca juga: Watimpres Agung Laksono tinjau vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Cirebon
Juga percepatan pengadaan alat tes COVID-19 oleh industri dalam negeri melalui tracing, testing dan treatment (3T), perluasan industri farmasi dalam negeri untuk pembuatan obat-obat COVID-19 agar pasokan terjamin dan harga terjangkay, dan terakhir perluasan keterlibatan unsur elemen masyarakat dalam kegiatan vaksinasi.
Rektor Universitas Yarsi, Prof Fasli Jalal, mengatakan ketahanan nasional sangat diperlukan dalam menghadapi dampak pandemi mulai dari dampak ekonomi, kesehatan hingga sosial.
“Ketahanan nasional itu merupakan kondisi dinamis, yang berisi ketangguhan, keuletan dan kemampuan suatu bangsa dalam menghadapi ancaman dari dalam dan luar,” kata Fasli.
Fasli menambahkan ketahanan nasional tersebut, harus diupayakan sejak dini dan harus dilakukan terus-menerus secara terintegrasi dan menyeluruh.
Baca juga: Agung Laksono harapkan produk UMKM Sulut tembus pasar internasional
Baca juga: Agung Laksono tekankan pentingnya kerjasama internasional universitas
Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021