Jakarta (ANTARA) - Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC-19) yang diinisiasi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan inovasi berbasis kecerdasan artifisial (AI) untuk mendeteksi pneumonia hingga sediaan obat herbal.
"Saat ini kami sedang menuntaskan tahapan inovasi beberapa produk yang segera diluncurkan pada tahapan berikutnya," kata Kepala BPPT Hammam Riza pada acara puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-43 BPPT di Jakarta, Senin.
Produk inovasi yang dia maksud meliputi Direct Digital Radiography (DDR), ventilator ICU, Lab BSL2 Stasioner, aplikasi kecerdasan artifisial untuk mendeteksi pneumonia berbasis citra X-Ray, senyawa kandidat obat dari mikroba, sediaan obat herbal terstandar imunostimulan, serta beberapa bahan baku obat dan implan.
TFRIC-19 dibentuk untuk mengatasi masalah ketersediaan alat kesehatan yang dibutuhkan untuk keperluan pemeriksaan, pelacakan kasus, dan pengobatan dalam upaya penanggulangan COVID-19.
Hammam mengatakan bahwa BPPT bersama mitra juga mendukung pengembangan inovasi untuk memenuhi kebutuhan industri guna membangkitkan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga:
TFRIC-19 manfaatkan AI temukan senyawa kandidat obat COVID-19
TFRIC-19 dorong hilirisasi DDR sebagai alat radiografi digital
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021