London (ANTARA News) - Roger Federer menegaskan tekadnya untuk mengakhiri tahun setidaknya sebagai peringkat dua dunia dengan meraih kemenangan 6-1, 6-4 atas petenis Spanyol David Ferrer dalam pertandingan pertamanya pada ATP World Tour Finals, Minggu.
Federer tiba di London untuk turnamen bergengsi akhir tahun, yang diikuti delapan petenis peringkat teratas dunia itu, pada posisi tidak seperti biasanya, bukan sebagai pemain menonjol setelah relatif kurang berhasil dengan standarnya yang tinggi, sebagaimana dikutip dari AFP.
Meskipun ia mengawali musim dengan memenangi Australia Terbuka, ia kehilangan gelar di Wimbledon dan Prancis Terbuka yang ia menangi pada 2009 dan gagal kembali ke final AS Terbuka.
Namun, tentu saja, apa yang dianggap kemerosotan bagi Federer masih akan menjadi musim yang diingat oleh sebagian besar teman-teman.
Ia telah memenangi 12 pertandingan beruntun sebelum kalah dari Gael Monfils pada Paris Masters baru-baru ini.
Ferrer (28), kalah dalam 10 pertemuan sebelumnya dengan bintang asal Swiss itu, termasuk kekalahan pada final event yang sama pada 2007 ketika digelar di Shanghai.
Meskipun Ferrer kembali ke 10 peringkat teratas untuk pertama kalinya dalam tiga tahun setelah mencapai lima final dan memenangi dua gelar musim ini, ia tidak mampu menaklukkan Federer kendati berusaha keras pada pertandingan Grup B tersebut.
"Kalau melihat skor, tidak menunjukkan betapa sulitnya itu," kata Federer. "Biasanya 6-1, 6-4 adalah pertandingan yang yang hanya membutuhkan waktu satu jam. Di sini, saya kira dibutuhkan satu jam 25 menit.
"Banyak game yang ketat, terutama pada set kedua. Mungkin set kedua bisa berlalu lebih cepat juga.
"Tetapi meskipun begitu, saya sangat gembira dengan cara saya bisa melalui pertandingan pertama di sini, mengawali dengan pemain 10 peringkat teratas yang penuh semangat tidak akan pernah mudah.
"Ini seperti putaran pertama, itulah mengapa saya sangat gembira dengan penampilan saya."
Ferrer menambahkan: "Saya melakukan servis sangat buruk sepanjang pertandingan dan itulah kuncinya. Dengan Roger, akan mustahil jika servis Anda buruk.
"Pada set pertama, saya bermain agak tegang. Set kedua, permainan saya meningkat tetapi servis Roger sangat baik ketika saya mendapat satu atau dua peluang."
Federer, yang telah memenangi gelar turnamen tersebut empat kali, tidak membuang waktu untuk mengambil kendali dengan membentangkan pukulan "groundstroke" teratah yang mempesona.
Ia mematahkan servis game pertama Ferrer dan kemudian melakukannya lagi pada dua game berikutnya untuk memimpin 4-0.
Seperti penonton lainnya, legenda sepak bola Argentina Diego Maradona, yang menyaksikan dari tribun setelah sebelumnya nonton Manchester City mengalahkan Fulham di Craven Cottage, tidak bisa tidak terkesan oleh penampilannya yang berwibawa.
Ferrer sempat membendung dengan mematahkan servis, tetapi Federer meningkatkan tempo permainan dan kembali mematahkan servis dalam maraton enam game, yang termasuk di dalamnya enam "deuce", sebelum menutup set tersebut dengan servisnya.
Ferrer enggan menyerah pada set kedua, sebelum Federer mampu menghasilkan begitu banyak "winner" untuk menahannya.
Petenis swiss itu mematahkan servis untuk memimpin 3-2 setelah membuat frustrasi Ferrer dengan pertahanan yang kokoh ketika lawannya berusaha bangkit.
Ferrer berhasil meraih dua break point pada game berikutnya, namun petenis Spanyol itu tidak mampu memanfaatkannya ketika Federer menghasilkan servis keras untuk tetap memimpin.
Ketika Federer melakukan servis untuk menutup pertandingan saat kedudukan 5-4, ia tampaknya kehilangan konsentrasi dan Ferrer mampu merebut tiga "break point".
Namun, sekali lagi Federer tetap tenang dan berjuang mengatasi ketiga "break point" tersebut sebelum meraih kemenangan dengan "ace".
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010