Kita sudah melihat bagaimana beberapa produk yang diinisiasi oleh BPPT namun tidak dimanfaatkan secara maksimal di periode lanjutannya. Jadi sustainability itu perlu didorong

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pentingnya keberlanjutan dalam inovasi teknologi karena pemerintah telah memberikan dukungan fiskal untuk pengembangan daya saing.

“Kita sudah melihat bagaimana beberapa produk yang diinisiasi oleh BPPT namun tidak dimanfaatkan secara maksimal di periode lanjutannya. Jadi sustainability itu perlu didorong,” kata Menko Airlangga dalam acara Puncak HUT ke-43 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) secara daring di Jakarta, Senin.

Airlangga menyampaikan pemerintah telah memberikan super tax deducation untuk vokasi dan research and development (penelitan dan pengembangan). Namun, ia menilai BPPT dan Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN belum memaksimalkan dukungan yang disediakan pemerintah.

“Alat untuk mendorong kerjasama antara privat dan industri maupun dengan akademi, itu tools dan insentifnya sudah ada tinggal dikapitalisasi. Diharapkan kita bisa memperdalam struktur perekonomian berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Airlangga.

Lebih lanjut Airlangga menyebutkan bahwa sesuai dengan pidato Presiden pada Sidang Tahunan MPR 16 Agustus lalu, terdapat empat kebijakan yang bisa dilakukan untuk mengakselerasi ekosistem riset dan inovasi.

Pertama, konsolidasi kekuatan riset nasional sejalan dengan agenda pembangunan nasional. Kedua, memperkuat pengembangan ekonomi berbasis inovasi dan teknologi ke arah Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru yang berkelanjutan. Terlebih Indonesia akan menjadi Presidensi G20 di tahun 2022 dan terlibat dalam Konferensi Para Pihak / Conference of Parties (COP) ke-26 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Glasgow, Inggris. Selain itu, lanjut Airlangga Indonesia juga harus berpacu dengan Singapura untuk merebut pasar dari carbon trading.

“Apakah itu dari ekonomi hijau atau biru, ini menjadi kunci diprioritaskan oleh BPPT. Sehingga dalam berpacu dengan SIngapura kita bisa mendapatkan pangsa pasar yang lebih tinggi dan lebih cepat,” ungkapnya.

Kemudian kebijakan ketiga adalah transformasi menuju energi baru dan terbarukan. Airlangga mengungkapkan bahwa Indonesia tengah mendorong energi berbasis metan, recycle dan renewable energi berbasis sampah, solar panel, solar farm, hingga solar roof untuk mencapai target bauran energi.

“Kemudian akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau. Tentunya ristek, inovasi dan adaptasi teknologi menjadi penting sehingga kita mendapatkan teknologi dan adaptasi yang secara cost kompetitif,” ujar Airlangga.

Baca juga: Luhut minta BPPT kembangkan inovasi hingga tahap eksekusi
Baca juga: BPPT manfaatkan bahan semai flare lokal untuk rekayasa cuaca
Baca juga: PT INKA dan BPPT siap produksi kereta cepat

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021