Kuala Lumpur (ANTARA) - Mantan Perdana Menteri Malaysia yang juga pendiri Partai Pejuang, Mahathir Mohamad, meminta pemerintah baru tidak membuka sekolah pada 1 September 2021 karena situasi COVID-19 yang belum membaik.

"Partai Pejuang telah mengkaji secara mendalam berkenaan pembukaan sekolah. Hasilnya ialah kami berpendapat sekolah tidak boleh dibuka dalam waktu terdekat. Kami meminta kepada pemerintah baru supaya pembukaan sekolah ditunda hingga wabah COVID-19 reda," katanya melalui blog di Kuala Lumpur, Senin.

Dalam satu kajian yang dibuat oleh majalah The Economist, Inggris terdapat pernyataan seperti berikut: "Consider our Index worst performer, Malaysia" atau "Pertimbangkan kinerja terburuk Indeks kami, Malaysia".

"Index ini menilai prestasi semua negara di dunia dan Malaysia adalah yang terburuk sekali, bukan India, bukan Indonesia, bukan Filipina tetapi Malaysia," katanya.

Ini menunjukkan betapa tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah Perikatan Nasional, walaupun berkuasa tanpa batas undang-undang dan konstitusi karena proklamasi darurat gagal mengawal wabah COVID-19.

"Keadaan penularan di Malaysia amatlah buruk. Jika sekolah dibuka guru, murid dan ibu bapa akan terdampak kepada penularan secara besar-besaran. Kami usul pengajaran di semua tingkatan dibuat melalui TV," katanya.

Melalui artikelnya Mahathir mengatakan cara pengajaran melalui TV mudah saja.

Pertama, guru yang terbaik di Malaysia ditugaskan untuk mengajar melalui TV kemudian mereka akan mengajar seperti biasa di depan TV yang akan disiarkan melalui TV di rumah.

Kedua, setiap tingkatan akan diajar oleh guru yang terbaik bagi tingkatan tersebut.

Ketiga, pengajaran boleh direkam oleh guru dan murid dan diulang berkali-kali untuk menelaah di rumah.

Keempat, satu panel guru perlu diadakan bagi tiap 10 sekolah dan tingkatan kemudian mereka akan menjawab pertanyaan oleh murid di kawasan mereka melalui telefon.

Kelima, orang tua diminta menentukan anak mengikuti pengajaran di TV.

Keenam, terdapat banyak stasiun TV untuk menyiarkan pengajaran guru bagi tiap tingkatan dan setiap stasiun TV akan digunakan untuk satu tingkatan.

Ketujuh, di rumah mungkin ada hanya satu TV kemudian jika banyak anak di tingkatan yang berlainan, sukar semua anak mengikut pelajaran di beberapa tingkatan untuk ini TV kecil bisa digunakan yang dibatasi kepada menerima siaran saja.

Kedelapan, di belakang guru akan diadakan papan hitam atau putih untuk guru menulis atau melukis.

Kesembilan, meja diadakan di depan guru untuk demonstrasi yang diperlukan.

"Dengan cara ini semua murid akan menikmati pengajaran guru yang terbaik di seluruh negara. Apabila wabah COVID-19 tidak lagi mengancam barulah sekolah dibuka. Cara mengajar perlu dikaji semula untuk menggunakan manfaat teknologi moderen," katanya.

Baca juga: Malaysia mulai sekolah tatap muka 1 Maret
Baca juga: 298 sekolah di kawasan zona merah Selangor ditutup
Baca juga: COVID-19 di Malaysia meningkat, siswa SIKL kembali belajar di rumah

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021