Jakarta (ANTARA News) - Setelah terbongkarnya kasus pengguntingan bibir TKW bernama Sumiati oleh majikannya di Arab Saudi sehingga wanita asal Kabupaten Dompu, Bima Nusa Tenggara Barat itu terpaksa dirawat, kemudian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melontarkan gagasan membekali telepon genggam.

Kepala Negara berharap dengan membekali handphone bagi para pekerja itu, maka diharapkan jika terjadi" hal-hal yang tidak diinginkan" maka TKI termasuk TKW dapat segera menghubungi para pejabat di kedutaan besar atau di konsulat jenderal, misalnya.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi itu , maka sang TKW bisa mengadukan masalahnya sehingga bibirnya tidak digunting seperti Sumiati atau disiksa hingga tewas seperti banyak pekerja lainnya.

The general rule is that the application of ICTs to development should always begin with a development strategy. (R. W. Harris, ICTs for Poverty Alleviation, UNDP, 2004)

Facebook, Google Latitude, FourSquare, Panoramio, dan Yahoo Koprol adalah sederet contoh inovasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah berhasil mempermudah orang untuk bersilaturahim virtual melalui media digital.

Kesemuanya memiliki kesamaan dalam hal penggunaan foto, teks dan lokasi sebagai media tukar-menukar informasi.

Mayoritas pengguna berbagai layanan digital ini merupakan orang perkotaan yang berlatar belakang pendidikan serta ekonomi yang baik.

"Jejaring sosial" adalah sebuah istilah yang kerap digunakan untuk mengidentifikasi layanan sejenis ini, karena tujuan utama penyelenggaraannya adalah memfasilitasi pergaulan dan silaturahim, terutama antara individu yang jarang bertemu secara fisik karena lokasinya saling berjauhan.

Bagi kebanyakan orang , layanan ini telah bermanfaat dalam mempererat silaturahim dan rehat sejenak, meskipun jika digunakan berlebihan akan mengganggu pekerjaan dan menyia-nyiakan waktu kerja. Beberapa penelitian di Eropa menunjukkan bahwa waktu kerja karyawan yang dihabiskan untuk berjejaring sosial ini dapat mencapai tiga jam sehari.

Jika hal ini terjadi di Indonesia , maka dapat mengurangi lajunya proses pembangunan nasional.

Berbekal idealisme "aku cinta Indonesia, aku ingin berkarya bagi Indonesia", sekelompok anak muda kreatif dari Bandung yang tergabung ke dalam Tim ACI (www.AkuCintaIndonesia.com) mencoba menawarkan alternatif layanan yang lebih disesuaikan dengan keperluan bangsa saat ini.

Kebutuhan itu adalah pengawalan proses pembangunan nasional. Secara khusus, salah satu keperluan mendesak yang baru saja disampaikan oleh Presiden Yudhoyono adalah sebuah sistem aplikasi ponsel yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam melindungi para TKI/TKW kita di luar negeri.

SiGokil Telah Siap
Sistem aplikasi kreasi Tim ACI ini dinamakan SiGokil, sebagai kependekan dari sistem informasi geografis yang dilengkapi foto, koordinat/alamat, informasi/berita, dan luas/penanda kawasan.

SiGokil lahir sebagai hasil kombinasi fitur-fitur dari berbagai layanan milik perusahaan multinasional di atas, terutama memanfaatkan perangkat kamera dan penentu lokasi GPS (global positioning system) yang ada pada ponsel-ponsel dewasa ini.

Secara prinsip, aplikasi web SiGokil mirip dengan layar monitor puskodal (pusat komando dan pengendalian), yang memantau laporan yang masuk dari aplikasi ponsel-ponsel SiGokil yang dibawa "para prajurit" di lapangan.

Untuk kasus TKW/TKI, "para prajurit" ini adalah "para TKW/TKI", dan Puskodal adalah layar komputer di kedubes RI di negara terkait dan di kementerian terkait di Indonesia.

Saat ini SiGokil dan turunannya telah dan sedang digunakan untuk berbagai keperluan oleh berbagai instansi/organisasi, di dalam negeri maupun luar negeri.

Salah satu penggunaan terkini adalah untuk manajemen mitigasi bencana, terutama bencana Merapi dan Mentawai, oleh Rumah Amal Salman ITB.

Selain itu, SiGokil dan turunannya digunakan pula untuk pemetaan daerah kemiskinan dan pemantauan pengentasannya, pelaporan masalah gender, pelaporan pencapaian target MDGs, pelengkapan data dan promosi produk UKM, pengawasan pelaksanaan pembangunan pedesaan, sebagai sarana citizen journalism.

Kemudian , pelaporan kegiatan delegasi Indonesia di luar negeri, manajemen agribisnis padi, survei calon debitor (bank, leasing, koperasi, dan lembaga keuangan lain), dan banyak penggunaan lainnya, termasuk untuk sekedar pelaporan foto berkala seorang cucu dari luar negeri kepada kakek dan neneknya di Bandung!

SiGokil Cinta NKRI
Perbedaan utama SiGokil dengan layanan milik perusahaan multinasional di antaranya: (1) mudah digunakan, bahkan oleh anak SD kelas 1 sekalipun, (2) murah, sekali kirim laporan foto hanya berbiaya sekitar Rp100, tanpa harus berlangganan bulanan.

Kemudian, (3) cepat, dalam hitungan detik sejak bunyi "cekrek" kamera ponsel, laporan otomatis masuk ke pusat data, tersimpan dengan aman, (4) kemandirian bangsa: 100 persen dibuat dan milik anak bangsa, 100 persen pusat data dalam negeri, dan 100 persen cinta NKRI, (5) data dapat diolah lebih lanjut (dicari, diurutkan, dikelompokkan, dianalisis, dibuat laporan, dsb.).

Selain itu, (6) dapat digunakan pada ponsel murah dengan harga sekitar Rp1 juta dan (7) ponselnya dapat digunakan seharian penuh tanpa isi ulang baterai.

SiGokil hanyalah sebuat alternatif solusi TIK. Menyitir Harris (2004) di awal tulisan ini, keberadaan seperangkat kebijakan, strategi pelaksanaan, tugas dan fungsi, sampai prosedur pengoperasian baku bagi setiap pemangku kepentingan di organisasi/ instansi pengguna SiGokil adalah sebuah keniscayaan, agar tujuan penggunaan SiGokil ini dicapai dengan sukses.

Demikian pula halnya dengan penggunaan SiGokil untuk perlindungan para TKW/TKI kita. Sambil menunggu perangkat kebijakan dan strategi tersedia, Tim ACI ingin melapor "Pak Presiden, ponsel untuk para TKW/TKI telah siap".


* Penulis adalah Penasehat Tim ACI dan Peneliti Teknologi Ponsel ITB

(A017/A011)

Oleh Yusep Rosmansyah, Ph.d
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010