Atlet andalan dari Klub Dragon Salatiga itu hanya mampu finish di urutan ke-9 dengan catatan waktu 33 menit 07,45 detik (33:07.45).
Waktu yang dibukukannya masih di bawah rekor catatan waktu miliknya 32.49 detik yang dibuatnya pada SEA Games 2009 di Laos.
Sementara itu, medali emas dan perak nomor 10.000 meter putri diraih atlet India Preja Sreedharan dengan catatan waktu 31:50.47 detik dan Kavita Raut (31:51.44). Perunggu diraih pelari Bahrain Shitay Habtegebrel yang finish dengan catatan waktu 31:53.27.
Meski demikian, Triyaningsih masih lebih baik dibanding dengan pelari China Zhang Xin dan Luvsanlkhundeg yang finish di peringkat ke-10 dan 11. Berbeda dengan dua pelari itu, Triyaningsih tak sempat di-overlap oleh pelari terdepan.
Triyaningsih nyaris tersalip di garis finish pada saat pelari Preeja Sreedhan dan Kavita Raut memasuki finish.
Seusai lomba, Triya yang mengenakan nomor 313 sangat terpukul dan menangis tersedu-sedu saat dijemput oleh official tim atletik Indonesia Dikdik Djafar Sidik.
"Maaf....saya tidak bisa lari lebih baik lagi," kata gadis kelahiran 15 Mei 1987 itu selanjutya ia menangis tersedu-sedu tanpa mau memberikan komentar terkait penampilanya sore itu.
Suasana haru pun terjadi seusai pelari mungil andalan Indonesia itu keluar dari ruang ganti. Triyaningsih tak bisa berkata-kata banyak. Ia tampak begitu kecewa dan hanya bisa menangis di dada Dikdik yang menjemputnya.
Sementara itu Dikdik Djafar Sidik mengatakan, final lari 10.000 yang diikuti oleh Triyaningsih cukup berat dan ketat. Bahkan ia tidak menyangka bila dua pelari India bisa finis kedua dan ketiga.
Padahal hampir sepanjang pertandingan pimpinan lomba dipegang Habtegebrel dan Kayoko Fukushi (Jepang). Namun pada 100 meter terakhir, duo India langsung melesat bersamaan menyalip pelari Korea dan Bahrain itu sekaligus finish kesatu dan kedua di akhir lomba.
"Triyaningsih sempat terbawa kecepatan pelari lainnya, sehingga ia kesulitan untuk mempertahankan posisi di urutan depan. Triya belum beruntung hari ini," kata Dikdik Djafar Sidik.
Akibatnya, pemegang medali emas SEA Games 2009 itu juga gagal mencapai waktu terbaiknya 32,49 detik.
"Sprint yang dilakukan dua pelari India memang cukup strategis di 100 meter terakhir, mereka masih bisa melesat hingga perbedaan jarak dua hingga tiga detik dari pelari ketiga," kata Dikdik.
Meski demikian, catatan yang catat Preeja Sreedhan belum mampu memecahkan rekor Dunia dan Asia 29:31.78 milik Wang Junxia (China).
Sementara itu Triyaningsih masih akan turun di nomor lari marathon yang akan digelar pada hari terakhir Asian Games 2010 atau 27 November 2010.
(ANT/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010