Meulaboh (ANTARA News) - Satu dari 50 rumah korban tsunami di komplek Asean Development Bank (ADB)-1 Alpen, Kecamatan Meurebo, Kabupaten Aceh Barat sengaja dirusak pemasok  karena  kontraktor belum membayar material.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Polres dan Pemkab setempat setelah menghadang warga yang hendak menempati rumah, Jumat (19/11), tapi tidak direspon. Makanya kami ingin mengambil kembali meterial rumah yang belum dibayarkan pihak PT ASA," kata Koordinator pemasok Rusli Saleh di lokasi perumahaan, Minggu.

Ia menyatakan, jika dalam sepekan mendatang belum juga mendapat respon maka para pemasok akan mendatangkan alat berat untuk merobohkan tembok 50 rumah untuk diambil kembali meterialnya.

"Memang kasihan warga korban tsunami, tapi gimana nasib kami yang telah dikejar rekanan, pokoknya dalam seminggu nanti jika tidak ada respon, lihat saja apa yang akan kami perbuat," ancam Rusli, yang mengaku aksi pengerusakan satu unit rumah mendapat restu dari Danramil, Kapolsek, dan Camat Meurebo.

Melihat aksi pengerusakan dengan mencopot bagian pintu masuk rumah dan kamar serta jendela, warga korban tsunami mulai dari kalangan anak hingga orang tua yang menempati 20 unit rumah di sekitar resah.

Adu mulut diantara pemasok dan perwakilan warga sempat terjadi namun ketegangan tidak berlangsung lama setelah warga lainnya turut meredam.

"Kami tidak merampas kunci rumah atau menerobos tanpa izin dan sesuka hati, kami korban tunami yang tidak kuat lagi mengontrak waktu itu, setelah mendatangi kantor ADB diizinkan menempati secara lisan, jadi ya kita tempati," kata Rusli, salah seorang korban tsunami.

Di pihak lain, Ketua Komplek ADB-1 Alpen, Irwan Sunardi mengatakan, dirinya yang mempersilakan warga untuk menempati rumah, karena melihat warga yang berdatangan mengeluh tidak kuat lagi membayar sewa kontrak.

"Dulu sudah disampaikan pada 20 KK yang tinggal di komplek saat ini, bahwa perumahan masih bermasalah antara suplayer dan ADB, kami sebagai ketua tidak bisa melarang hanya pada saat itu kami persilahkan jika nanti permasalahan muncul mari bersama mencari solusinya," pungkas Irwan.
(ANT139/H011)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010