Cinangka, Serang (ANTARA News) - Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) semakin menjadi-jadi, Sabtu (20/11) suara yang dikeluarkan membuat kaca rumah warga bergetar, pos mencatat terjadi 207 kali letusan.

"Jumlah letusannya bertambah banyak, dari 85 kali pada Hari Jumat (19/11), dan Sabtu kami mencatat 207 kali letusan," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S. Pambudi, Minggu.

Dia menjelaskan, untuk total kegempaannya sendiri sudah mencapai angka 741 kali, dimana vulkanik dalam (VA) 2 kali, vulkanik dangkal (VB) 77 kali, letusan 207 kali, tremor 226 kali, hembusan 229 kali.

"Kalau satu hari sebelumnya, letusan hanya 85 kali, VA 8 kali, VB 69, tremor 225 dan hembusan 167, dengan total kegempaan 554 kali," katanya menambahkan.

Untuk statusnya, kata Anton, Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Geologi Bencana (PVMBG) masih menetapkan status `waspada` atau level II. "Kami masih merekomendasikan warga dan siapapun untuk tidak mendekat sampai radius dua kiloemeter," katanya menjelaskan.

Sementara itu, hingga saat ini, pemerintah setempat belum melakukan sosialisasi terhadap warga sekitar, sehingga warga masih panik jika mendengar letusan.

"Saya sudah terbiasa mendengar letusuan Gunung Anak Krakatau, tapi masih ada rasa khawatir, kalau terjadi tsunami," kata salah satu warga Pasauran, Meti.

Dia menjelaskan, belum ada pengumuman atau pengarahan dari pemerintah mengenai tentang bencana alam yang ditimbulkan oleh gunung meletus.

"Sampai sekarang aparat pemerintah tidak pernah menyampaikan, apa-apa tentang ini. Dan rasa takut itu muncul kalau melihat dan mendengar berita di televisi tentang tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat," katanya.
(T.ANT-152/R010/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010