Kalau produksi sawit semakin banyak dan harga minyak kedelai bertahan rendah, maka diperhitungkan harga CPO semakin melemah

Medan (ANTARA) - Harga jual minyak sawit mentah (crude palm oil) di pasar internasional terus tertekan, meski penurunannya tidak drastis, sebagai dampak turunnya harga minyak kedelai di pasar internasional dan meningkatnya produksi sawit.

"Penurunan harga terlihat sejak awal Agustus, walau penurunannya tidak besar dan secara bertahap," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Utara Darma Sucipto di Medan, Minggu.

Pada 30 Juli 2021, harga CPO masih sebesar Rp12.735 per kg, sementara 19 Agustus Rp12,603, dan 20 Agustus Rp12,510 per kg.

"Harga terus turun, tapi sedikit dengan cara bertahap. Penurunan harga dampak turunnya harga minyak kedelai dan produksi sawit di negara produsen semakin banyak," ujarnya.

Baca juga: Kajian: Program Biodisel B30 jaga harga CPO dan kesejahteraan petani

Gapki memprediksi harga rata-rata CPO pada Agustus akan lebih rendah dari pada Juli yang Rp11.594 per kg.

"Kalau produksi sawit semakin banyak dan harga minyak kedelai bertahan rendah, maka diperhitungkan harga CPO semakin melemah," ujar Darma.

Harapannya, kata dia, meski turun, harga CPO masih bisa tetap baik atau menguntungkan.

Dia menjelaskan pada Januari, harga CPO masih rata-rata Rp9.746 per kg dan April Rp10.794 per kg.

Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumut, Soekowardojo, menyebutkan harga CPO yang tren menguat sejak awal tahun 2021, mendorong perekonomian Sumut.

"Harga ekspor komoditas seperti CPO dan karet yang membaik selama semester I 2021 menjadi pendorong perekonomian Sumut," katanya.

Baca juga: Permintaan CPO naik, harga TBS Kalbar di atas Rp2.000 per Kg
Baca juga: Menko Airlangga: Harga CPO bakal naik hingga 668 dolar/ton tahun depan

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021