"Dari 38 desa wisata di wilayah Sleman sebanyak 3 desa wisata hancur terkena awan panas Gunung Merapi, 14 desa wisata rusak ringan hingga sedang, serta sisanya selamat dan utuh," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Untoro Budiharjo, ketika dihubungi dari Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan, tiga desa wisata yang hancur dan musnah adalah desa wisata Gondang, Kinahrejo, dan Petung. Sedangkan 14 desa wisata yang rusak ringan hingga sedang setelah masa tanggap darurat akan segera dibenahi agar dapat kembali menerima kunjungan wisatawan.
"Sebanyak 21 desa wisata lainnya berada dalam radius yang jauh dari zona bahaya Merapi atau di luar 20 km dari puncak Merapi," katanya.
Sejumlah desa wisata yang utuh dan jauh dari jangkauan letusan Merapi itu di antaranya Desa Malangan, Sendari, dan Mlangi, dinyatakan masih sangat memungkinkan untuk dikunjungi wisatawan.
Untoro menambahkan, desa-desa wisata yang jauh dari zona bahaya Merapi itu masih tetap beroperasi dan menerima kunjungan wisatawan seperti sediakala meskipun terjadi penurunan kedatangan pelancong.
"Untuk tiga desa yang musnah, kami masih menunggu untuk menyusun rencana apa yang dapat kami lakukan terhadap tiga desa itu setelah masa tanggap darurat selesai," katanya.
Selain desa wisata, beberapa objek wisata di lereng Merapi untuk sementara waktu ditutup dan belum dapat dipastikan kapan dibuka kembali karena menunggu penurunan status gunung tersebut dari status awas saat ini.
"Pembukaan objek wisata di lereng Merapi tergantung pada status gunung itu, sepanjang masih awas tidak mungkin kami buka," katanya.
Untoro tidak dapat memprediksikan sampai kapan objek wisata di lereng Merapi akan dibuka kembali.
"Di Sleman ada beberapa tempat yang sama sekali tidak mungkin dijelajahi misalnya Kaliadem. Tapi di tempat-tempat tertentu Sleman aman untuk dikunjungi," katanya.
Beberapa kegiatan tahunan yang digelar di lereng Merapi seperti malam tahun baru dan merti desa di Kaliurang juga kemungkinan besar ditiadakan tahun ini karena kondisinya masih belum memungkinkan.
Saat ini pihaknya terus bekerja sama dengan para pelaku pariwisata di Sleman dan sekitarnya untuk memulihkan sektor pariwisata di wilayah itu.
Pihaknya juga akan melakukan fam trip untuk anak-anak para pengungsi Merapi dan melakukan travel dialog pada akhir tahun.
Untoro mengatakan, ke depan pariwisata Sleman akan difokuskan pada wisata budaya yang saat ini mulai dirintis dengan pembentukan pusat pengembangan budaya di setiap kecamatan.
"Ini akan dikemas di desa-desa wisata dengan melibatkan masyarakat sehingga bisa menyajikan wisata yang lebih murah sekaligus melestarikan seni dan budaya lokal," katanya.
(T.H016/N002/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010